Wednesday, June 8, 2016

Kerusakan bagian Defleksi Horisontal



Kerusakan bagian Defleksi Horisontal

Memahami dan Melacak Kerusakan sirkit Defleksi Horisontal
Dokumen ini kami susun dari berbagai sumber dan dari hasil pengalaman kerja pribadi sebagai bengkel service, trainer kursus service radio-tv dan pengalaman bekerja pada sebuah perusahaan elektronik yang pernah mempunyai kerja sama dengan perusahaan Jepang, Korea dan China sebagai manager service station, sebagai manager teknik departemen customer service pusat dalam mengelola dan menyediakan (sumber daya manusia) teknisi. Didedikasikan untuk para teknisi televisi maupun mereka yang lagi belajar. Tujuannya adalah agar dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam teknik reparasi TV.

Daftar isi :

1. Memahami cara kerja bagian Defleksi Horisontal.

    1.01 Fungsi bagian Defleksi Horisontal
    1.02 VCO (Voltage Controlled Oscillator)
    1.03 Horisontal Countdown (Pembagi Frekwensi)
    1.04 PH1 atau AFC1
    1.06 PH2 atau AFC2
    1.05 Horisontal driver 1.06 Bagian Horisontal Output
    1.06.1 Transistor HOT (Horisontal Output Transistor)
    1.06.2 Kapasitor Resonan
    1.06.3 Diode Damper
    1.06.4 Kumparan Horisontal Linear
    1.06.5 Kapasitor "S"
    1.06.6 Sirkit anti cacat cross-hatch
    1.06.7 Kumparan Def Yoke


2. Pembangkit tegangan tinggi Flyback

    2.01 Pulsa horisontal retrace untuk membangkitkan tegangan tinggi.
    2.02 Keuntungan memperoleh tegangan tinggi pada sirkit defleksi horisontal
    2.03 Tahanan internal tegangan tinggi flyback
    2.04 Pulsa dari flyback untuk sirkit bagian lain

3. Memahami cara kerja sirkit koreksi EW

4. Macam-macam kerusakan pada bagian Defleksi Horisontal

    4.01 Tidak ada suply tegangan B+ ke transistor HOT
    4.02 Cara memeriksa jika bagian defleksi horisontal sudah bekerja
    4.03 Bagian defleksi horisontal tidak kerja sama sekali.
    4.03.1 Osilator pada IC Jungel belum bekerja
    4.03.2 Kerusakan pada bagian horisontal driver
    4.03.3 Transistor HOT rusak
    4.03.4 Flyback rusak
    4.03.5 Kumparan def yoke rusak
    4.04 Tidak ada tegangan suply pada pin-H Vcc IC Jungel
    4.05 Bagian defleksi horisontal hidup sebentar terus mati.
    4.05.1 X-ray protektor aktip bekerja
    4.05.2 Over Current Protektor aktp bekerja
    4.05.3 Kerusakan pada bagian horisontal driver.
    4.06 Transistor HOT langsung rusak ketika TV dihidupkan
    4.07 Menghindari transistor HOT rusak berulang saat melacak kerusakan
    4.08 Transistor HOT panas sehingga TV rusak berulang setelah dipakai beberapa lama
    4.09 Gambar tidak sinkron atau roboh
    4.10 Gambar nampak sedikit bergeser kekiri sehingga timbul blok hitam pada bagian kanan layar
    4.11 Timbul gangguan ada beberapa blok hitam vertikal pada back-ground raster bagian kiri layar
    4.12 Timbul gangguan jembret yang berbentuk garis-garis putih atau hitam pendek jika menampilkan gambar yang kontras
    4.13 Raster menyempit tidak penuh pada kiri-kanan layar
    4.14 Raster berbentuk seperti trapezium
    4.15 Raster atau gambar mengembang (blooming)
    4.16 Raster atau gambar kembang kempis (breathing)
    4.17 Timbul gangguan garis-garis kecil pada bagian pinggir kiri-kanan raster
    4.18 Gambar melipat tegak lurus ditengah layar (timbul gangguan garis putih tegak urus dibagian tengah layar)
    4.19 Raster hanya berupa satu garis tegak lurus ditengah layar.
    4.20 Cacat horisontal linear, gambar pundak penyiar nampak tidak simetri.
    4.21 Cacat pin-cushion, gambar tampak melengkung pada kedua sisi kiri-kanan layar.
    4.22 Tegangan B+ drops.
    4.23 Membedakan penyebab tegangan B+ drops karena problem bagian horisontal atau karena problem bagian power suply.
    4.24 Kerusakan def yoke
    4.25 Apakah def yoke rusak dapat diperbaiki
    4.26 Akibat jika def yoke diganti tidak sesuai orisonil-nya





1. Memahami cara kerja bagian Defleksi Horisontal.

1.01 Fungsi utama bagian defleksi horisontal adalah membangkitkan tegangan yang berbentuk pulsa-pulsa untuk diumpankan ke kumparan defleksi horisontal. Arus yang melalui kumparan defleksi berbentuk gigi gergaji dan digunakan untuk mengendalikan sinar elektron tabung gambar agar melakukan penyapuan (scanning) dari bagian kiri kearah bagian kanan layar. Tegangan pulsa-pulsa horisontal diumpankan langsung dari kolektor transistor HOT (Horisontal Output Transistor) ke kumparan def yoke.
Fungsi kedua adalah membangkitkan tegangan tinggi untuk anode tabung gambar. Setelah selesai melakukan penyapuan gambar 1 garis horisontal dari kiri ke bagian kanan layar maka sinar elektron dengan cepat dikembali lagi ke bagian kiri layar untuk memulai lagi penyapuan 1 garis horisontal selanjutnya. Pulsa yang mengendalikan agar sinar elektron kembali lagi dengan cepat ke bagian kiri layar dinamakan "pulsa horisontal retrace" yang dimanfaatkan untuk membangkitkan tegangan tinggi dengan memasang tranfo pada bagian horisontal output. Oleh karena itu tranfo dinamakan flyback (istilah lainnya adalah HVT atau FBT)Dengan kata lain flyback sebagai pembangkit tegangan tinggi sifatnya hanya nunut saja pada sirkit defleksi horisontal.

Sirkit defleksi horisontal TV modern terdiri dari bagian-bagian :
    VCO (Voltage Controlled Oscillator)
    Horisontal Count-down ( Pembagi Frekwensi )
    PH1 atau AFC1
    PH2 atau AFC2
    Horisontal Driver
    Horisontal Output
    Kumparan Defleksi Horisontal ( Def yoke )

Sirkit VCO, Horisontal Count-down, PH1 dan PH2 pada TV modern berada dalam kemasan IC besar yang dinamakan IC Jungel bersama dengan bagian lain seperti Vertikal osilator, Video/Chroma, Video IF dan SoundIF.



1.02 VCO (Voltage Controlled Oscillator) merupakan osilator pembangkit frekwensi tinggi dimana besar frekwensinya dapat dikendalikan oleh suatu tegangan. Berbagai macam IC Jungel mempunyai sistim kerja yang sedikit berbeda pada bagian VCO. Pada TV model lama frekwensi osilator diperoleh dengan menggunakan eksternal keramik resonator yang mempunyai frekwensi 500Khz atau sirkit RC (Resistor-Capacitor). Pada model-model baru eksternal resonator semacam ini sudah tidak digunakan lagi dan frekwensi osilator menggunakan referensi dari osilator yang juga digunakan untuk bagian pemroses warna.
1.03 Frekwensi yang dihasilkan VCO masih sangat tinggi dan oleh Horisontal Countdown akan diturunkan dengan cara dibagi-bagi sehingga diperoleh frekwensi horisontal (atau line frekwensi). Besarnya keluaran frekwensi horisontal secara otomatis akan mengikuti sistim sinyal video yang diterima. Jika terima sistim PAL frekwensi horisontal adalah 15.625 Hz dan jika terima sistim NTSC frekwensinya adalah 15.750 Hz.
1.04 IC Eropa umumnya menggunakan istilah PH1(Phase Horizontal) dan IC Jepang menggunakan istilah AFC1(Automatic Frekwency Control). Sirkit inilah yang membuat frekwensi horisontal otomatis menyesuaikan dengan sinyal video yang diterima dan menstabilkan "frekwensi" horisontal. Frekwensi horisontal yang tidak stabil atau berubah-ubah akan menyebabkan gambar nampak terkoyak-koyak atau roboh.
Bagian ini bekerja dengan cara membandingkan frekwensi sinyal horisontal dengan frekwensi sinyal sinkronisasi horisontal. Kalau kedua frekwensi tidak sama, maka frekwensi VCO akan dikoreksi oleh PH1 sehingga keluaran frekwensi horisontal menjadi sama dengan frekwensinya sinyal sinkronisasi horisontal.
1.05 PH2 atau AFC2 berfungsi untuk menstabilkan "phase" dari frekwensi horisontal. Phase frekwensi horisontal yang tidak stabil akan menyebabkan gambar yang nampak tetap utuh tetapi tidak stabil "bergeser-geser kearah kiri-kanan" layar.
Bagian ini bekerja dengan cara membandingkan phase keluaran frekwensi horisontal dengan phase pulsa flyback (FBP) yang berasal dari pin-AFC tranfo flyback. Jika kedua pulsa tersebut phasenya tidak sama, maka akan dikoreksi oleh PH1 agar phase menjadi stabil. Sirkit ajusment Horisontal Shift berhubungan dengan bagian ini
1.06 Horisontal driver berfungsi untuk memperkuat sinyal frekwensi horisontal dari IC Jungel sebelum diumpankan ke bagian horisontal output. Sebagai penghubung (kopel) bagian Horisontal Driver dengan bagian Horisontal Output umumnya digunakan sebuah tranfo sebagai matching impedansi (penyesuai impedansi) dengan tujuan untuk mendapatkan efisiensi kopel secara maksimum. Peranan horisontal driver cukup kritis, karena
    Idealnya pada saat ON resistansi antara kolektor dengan emitor adalah nol. Jika drive kurang akan menyebabkan transistor HOT tidak sepenuhnya "on", tetapi masih mempunyai resistansi yang dapat menyebabkan transistor HOT panas.
    Sebaliknya kalau drive over akan menyebabkan "storage time" atau waktu yang dibutuhkan untuk kembali dari kondisi ON ke kondisi OFF transistor menjadi lebih lama. Akibatnya periode "on time" transistor HOT menjadi lebih lama, sehingga dapat pula menyebabkan transistor HOT panas.
1.07 Bagian horisontal output merupakan bagian yang paling sulit dipahami. Bentuk tegangan yang melalui masing-masing komponen berbeda satu sama lain. Tetapi secara garis besar dapat dijelaskan fungsi masing-masing part yang ada sebagai berikiut.
1.07.1 Transistor HOT (Horizontal Output Transistor) berfungsi untuk menyediakan power yang cukup agar mampu menghasilkan tegangan pulsa-pulsa kekumparan defleksi horisontal. Transistor HOT umumnya mendapat suply tegangan B+ yang besarnya sekitar DC 100 hingga 150v.
Transistor HOT sebenarnya bukan berlaku sebagai sebuah penguat atau amplifier, tetapi berlaku sebagai "switch on-off" yang dikemudikan oleh pulsa horisontal driver. Pada saat periode "on" maka kolektor-emitor akan terhubung sepenuhnya dimana idealnya resistansinya adalah "nol". Tetapi karena resistansi ideal ini tidak mungkin, maka kolektor-emitor masih mempunyai resistansi yang kecil yang menyebabkan transistor menjadi panas, sehingga transistor HOT perlu dipasang pada pendingin.
Trafo flyback dilalui arus yang berbentuk pulsa-pulsa yang mengakibatkan timbulnya tegangan induksi yang cukup tinggi kurang lebih 1500v. Tegangan ini akan diterima oleh kolektor-emitor transistor HOT, oleh karena itu minimal transistor HOT harus mempunyai tegangan kerja kolektor-emitor 1500v.
1.07.2 Dinamakan kapasitor resonan karena kapasitor ini membentuk semacam sirkit resonansi paralel bersama dengan kumparan flyback dan def yoke. Kapasitor resonan (nama lainnya adalah kapasitor retrace timing, kapasitor safety, kapasitor snubber) umumnya mempunyai tegangan kerja 1600v dan dipasang pada kolektor HOT dengan ground.
Nilai resonan cukup kritis karena mempunyai pengaruh terhadap lamanya periode "on" transistor HOT, geometrik lebar raster dan tegangan tinggi yang dihasilkan flyback.
Jika kapasitor ini nilainya berubah mengecil akan menyebabkan raster menyempit kiri-kanan dan semua tegangan keluaran flyback naik bertambah.
Jika kapasitor resonan sampai lepas solderannya atau nilainya mengecil maka akan menyebabkan tegangan induksi pada kolektor naik lipat beberapa kali sehingga dapat merusak transistor HOT. Pada kasus tertentu tegangan yang naik ini mungkin dapat merusak tabung gambar seperti adanya keluar loncatan api atau leher tabung gambar retak dan patah pada bagaian yang ada didalam def yoke. TV yang mempunyai sirkit protektor X-ray otomatis akan mati protek jika tegangan tinggi flyback naik tidak normal, sehingga dapat dicegah terjadinya kerusakan transistor atau tabung gambar.
Jika nilai kapasitor resonan diganti dengan nilai yang lebih besar maka akibatnya tegangan tinggi akan turun dan raster akan semakin melebar secara horisontal.

1.07.3 Secara internal didalam transistor HOT terdapat diode yang dinamakan Diode Damper yang dipasang antara kolektor-emitor. Karena adanya tranfo flyback pada sirkit transistor HOT maka hal ini memicu terjadinya osilasi yang menghasilkan tegangan bolak-balik dimana tegangan ini akan diterima oleh kolektor-emitor transistor HOT. Jika tanpa diode damper akibatnya transistor HOT kadang akan mendapat tegangan dengan polaritas terbalik (kolektor mendapat tegangan minus dan emitor mendapat tegangan plus). Tentu hal ini akan menyebabkan transistor rusak.
Diode damper berfungsi untuk meredam osilasi. Pada saat emitor mendapat tegangan (+) dan kolektor mendapat tegangan (-), maka tegangan ini akan disimpangkan agar melalui diode damper. Pada TV model lama (kuno) transistor HOT belum menggunakan internal diode damper dan tambahan diode damper dipasang diluar transistor.
1.07.4 Karena karakteristik kumparan def yoke yang tidak murni induktif tetapi juga mempunyai karakteristik resistif, maka hal ini menimbulkan cacat yang dinamakan "cacat horisontal linear". Cacat menyebabkan gambar pada bagian pinggir kanan layar terkompresi,sehingga jika menampilkan gambar seorang penyiar pundak kiri-kanan nampak tidak simetris. Cacat ini akan nampak lebih jelas jika gambar menampilkan gambar patern kotak-kotak Sebuah kumparan yang dinamakan Kumparan Horisontal Linear (H Lin) dipasang secara seri dengan kumparan def yoke berfungsi untuk memperbaiki cacat ini. Pemasangan polaritas kumparan tidak boleh terbalik, dan untuk menghindari kesalahan pemasangan maka pada bodi kumparan dan pada pcb umumnya diberi tanda tertentu.
1.07.5 Akibat bentuk dimensi layar tabung gambar yang jaraknya terhadap penembak elektron tidak merata, hal ini menyebabkan cacat yang dinamakan "cacat S". Hal ini disebabkan karena kecepatan penyapuan elektron secara horisontal pada bagian kiri dan bagian kanan layar relatip lebih cepat dibanding dengan pada saat dibagian tengah layar. Hal ini menyebabkan gambar pada bagian kiri dan bagian kanan layar sedikit melebar dibanding dengan bagian tengah layar. Berbeda dengan cacat horisontal linear yang berpengaruh hanya pada salah satu sisi, maka cacat "S" berpengaruh pada kedua sisi kiri kanan layar. Cacat ini nampak lebih jelas jika menampilkan gambar patern kotak-kotak.
Sebuah kapasitor yang dinamakan kapasitor "S" dipakai untuk memperbaiki cacat ini dan umumnya mempunyai tegangan kerja 200v. Kapasitor ini nilainya cukup kritis oleh karena itu kalau mengganti harus menggunakan dengan nilai yang sama.
    Jika kapasitor "S" nilainya dirubah lebih kecil maka akan mengakibatkan gambar bagian pinggir kiri dan bagian pinggir kanan layar akan seperti dikompres.
    Sedangkan jika nilai kapasitor "S" dirubah lebih besar maka akan mengakibatkan gambar bagian pinggir kiri dan bagian pinggir kanan layar akan seperti direnggangkan.



1.07.6 Cacat "cross-hatch" hanya nampak jelas jika gambar menampilkan gambar patern cross-hatch (gambar patern kotak-kotak) hitam putih, Akan nampak garis bengkok-bengkok seperti cacing pada setiap persilangan garis vertikal-horisontal. Pada bagian sirkit horisontal-out dipasang sirkit "kink correction" untuk menghilangkan gangguan cacat ini. Sirkit terdiri dari sebuah diode, sebuah elko kecil tegangan tinggi dengan nilai 0.5uF/160v dan sebuah resistor yang dipasang secara paralel dengan kapasitor "S". Kerusakan pada salah satu part pada bagian ini tidak akan nampak atau mengganggu jika TV menampilkan gambar biasa.
1.07.7 Kumparan def yoke horisontal dipasang pada leher tabung gambar berfungsi untuk mengendalikan sinar elektron agar melakukan penyapuan secara horisontal dari bagian kiri ke bagian kanan layar. Kumparan defleksi horisontal mempunyai sepasang kumparan yang dipasang dibagian atas dan dibagian bawah leher tabung gambar yang umumnya disambung secara paralel.
2. Pembangkit tegangan tinggi Flyback
2.01 Pulsa horisontal digunakan untuk mengendalikan agar sinar elektron melakukan penyapuan gambar 1 garis horisontal dari bagian kiri layar ke bagian kanan. Kemudian dengan kecepatan tinggi pulsa horisontal akan mengembalikan sinar elektron kebagian kiri layar untuk memulai mengulang penyapuan 1 garis horisontal lagi. Pulsa pengembalian sinar elektron agar kembali ke bagian kiri layar ini dinamakan "pulsa horisontal retrace". Pulsa-pulsa inilah yang dimanfaatkan untuk membangkitkan tegangan tinggi anode dengan cara memasang sebuah tranfo pada bagian horisontal output. Oleh karena itu tranfo ini dinamakan tranfo flyback.
Arus horisontal retrace yang berubah dengan sangat cepat pada bagian primer flyback akan menginduksikan tegangan tinggi pada sekunder sekitar 20 hingga 30Kv dan disearahkan menggunakan diode tegangan tinggi.
VR atau potensio sebagai pembagi tegangan tinggi dipasang didalam bodi flyback guna mendapatkan tegangan tinggi untuk Fokus sekitar 6Kv dan tegangan Screen sekitar 500V.
Kecuali itu flyback juga digunakan untuk menghasilkan tegangan-tegangan rendah lainnya seperti untuk bagian vertikal, heater dan video drive.
TV Sony yang menggunakan tabung Trinitron membutuhkan tegangan screen sekitar 400 ~ 800v. Tegangan screen bukan diperoleh dari tranfo flyback, tetapi diperoleh dengan cara menyearahkan pulsa-pulsa horisontal dengan cara memasang sebuah diode pada Kolektor transistor HOT.
2.03 Tegangan tinggi flyback disearahkan menggunakan deretan diode yang diseri, sehingga mengakibatkan mempunyai resistansi internal yang relatip tinggi. Perubahan arus yang kecil dapat mengakibatkan tegangan tinggi drops. Jika teganan tinggi drops akan menyebabkan sinar elektron kecepatannya menurun dan lebih mudah dibengkokkan oleh def yoke, sehingga akibatnya raster akan mengembang arah horisontal dan vertikal (blooming).
Jika kontras atau britnes gambar berubah-ubah dapat menimbulan raster kembang-kempis (breathing). Pada TV yang sederhana untuk mengkoreksi cacat breathing biasanya dipasang sebuah resistor power pada jalur B+ . Jika kontras atau britnes gambar bertambah akibatnya arus B+ akan bertambah dan mengakibatkan tegangan drops pada resistor bertambah besar (tegangan drops V = I x R). Akibatnya tegangan ke horisontal output akan drops dan defleksi horisontal juga drops sehingga raster tidak jadi mengembang. TV layar besar biasanya memakai sirkit anti breathing dengan menggunakan pin-EHT input yang terdapat pada IC Jungel. Pulsa dari flyback dihubungkan ke pin-EHT dan dihubungkan dengan bagian koreksi EW yang akan otomastis mengendalikan Hor-size dan Vert-size
2.04 Pulsa-pulsa dari tranfo flyback diberikan ke sirkit bagian lain dengan fungsi untuk : 2.02 Besarnya frekwensi pulsa horisontal adalah sekitar 15 Khz. Keuntungan dengan penggunaan frekwensi tinggi untuk membangkitkan tegangan tinggi ialah bahwa jumlah lilitan tranfo untuk menaikkan tegangan yang dibutuhkan relatip tidak sebanyak jika dibanding menggunakan tranfo konvensionil yang dipakai pada listrik ac dengan frekwensi 50Hz. Jika untuk menghasilkan tegangan tinggi menggunakan trafo seperti yang digunakan pada power suply, tentu akan lebih banyak membutuhkan gulungan, memakan tempat, dan berat. Karena bekerja pada frekwensi tinggi, maka inti tranfo flyback menggunakan bahan dari ferit
    Pulsa diberikan ke IC Mikrokontrol sebagai pulsa Hor Sync, dimana bersama pulsa Vert Sync dari bagian vertikal-out dipakai untuk keperluan pembangkit karakter OSD (On Screen Display). Jika pulsa ini terputus maka akan menyebabkan OSD tidak muncul.
    Pulsa diberikan ke IC Jungel /Video Chroma berfungsi untuk pulsa blangking, pembangkit sinyal sand-castle, pemroses warna dan sebagai pulsa untuk PH2. Jika pulsa ini terputus dapat menyebabkan raster gelap, gambar sedikit bergeser kekiri sehingga nampak ada blok hitam pada bagian kanan layar.
    Pada beberapa model TV pulsa dari flyback dipakai untuk sinkronisasi ke bagian SMPS (Switch Mode Power Supply). Berfungsi untuk menghilangkan gangguan frekwensi SMPS terhadap gambar. Jika pulsa ini terputus dapat menyebabkan problem seperti, power suply ngerik, power suply tidak kerja, back ground gambar ada gangguan seperti serat kayu.
3. Memahami cara kerja sirkit Koreksi EW (Pin Cushion)
Pada TV tabung gambar layar besar atau layar flat, masalah yang dihadapi adalah cacat raster yang melengkung pada kiri-kanan layar sehingga raster berbentuk seperti gambar bantal. Istilah lainnya adalah cacat "pin-cushion" atau "EW". Hal ini disebabkan karena perbedaan geometri jarak yang tidak merata antara elemen penembak elektron RGB ke seluruh permukaan layar. Bagian sudut-sudut pojok layar mempunyai jarak yang paling jauh dibanding dengan bagaian tengah layar. Akibatnya defleksi horisontal pada bagian sudut-sudut layar lebih lebar dibanding pada bagian tengah layar. Cacat bantal dikoreksi menggunakan sirkit Koreksi EW atau Pin Cushion


Sirkit Koreksi EW terdiri dari :
    Sirkit pembentuk "pulsa vertikal parabola", yaitu sirkit yang menghasilkan pulsa-pulsa berbentuk parabola dengan frekwensi vertkal (sistim PAL 50Hz). Sikit ini mendapat input sinyal dari bagian vertikal-output
    Pin Amplifier, merupakan sebuah transistor power yang berfungsi untuk memperkuat sinyal vertikal parabola, digunakan untuk mendrive "Split Diode Modulator".
    Split Diode Modulator terdiri dari 2 buah diode yang dipasang pada kolektor transistor HOT. Tegangan pulsa vertikal parabola diinjeksikan ke bagian ini yang akan berpengaruh terhadap tegangan suply untuk transistor horisontal output yang akan mengendalikan besar kecilnya defleksi horisontal.
Pada TV model lama mempunyai 2 macam adjustment geometri yang masih menggunakan VR, yaitu
    Sebuah VR untuk mengatur besar kecilnya lengkung parabola yang akan mempengaruhi bentuk kelengkungan bagian kiri-kanan agar menjadi lurus (EW)
    Dan sebuah lainnya untuk mengatur tegangan dc basis transistor Pin-Amplifier yang akan berpengaruh terhadap lebar sisi kiri-kanan layar ( H size ).
Pada TV model-model baru ajustment geometri dilakukan melalui Service Mode dengan menggunakan remote. Disini ada beberapa macam adjustment. Pada TV yang lengkap mempunyai adjustment seperti dibawah. Ajustment harus dilakukan menggunakan patern gambar kotak-kotak (cross-hatch).

    Pin Amplifier, untuk mengatur kelengkungan garis pada bagian pinggir kiri-kanan garis agar menjadi lurus
    Hor Size, untuk mengatur lebar kiri-kanan raster
    Upper pin, untuk mengatur cacat garis bengkok pada bagian pojok kiri-kanan atas layar
    Lower pin, untuk mengatur cacat garis bengkok pada bagian pojok kiri-kanan bawah layar
    Hor Shift, untuk mengatur center gambar secara horisontal
    TILT atau Trapesium untuk mengatur cacat raster yang berbentuk trapesium agar menjadi bujur sangkar.
    Hor Bow, untuk mengatur cacat garis pada bagian tengah layar yang melengkung agar menjadi garis lurus
    Hor Angel, untuk mengatur cacat garis lurus pada bagian tengah yang miring layar agar menjadi tegak lurus.


4. Macam-macam kerusakan pada bagian Defleksi Horisontal

4.01 Tidak ada tegangan B+ pada kolektor transistor HOT dapat disebabkan antara lain karena :
    Transistor HOT kolektor-emitor short.
    Diode penyearah tegangan B+ short dari tranfo SMPS short.
    Power suply (SMPS) tidak kerja.
    Beberapa model TV menggunskan sirkit dimana tegangan B+ rendah pada saat stand by. Tegangan B+ baru akan naik menjadi normal jika mikrokontrol telah di-on-kan. Kerusakan bagian mikrokontrol atau sirkit pendukungnya dapat menyebabkan tegangan B+ tidak mau naik ke normal.
    Sirkit suply tegangan B+ menggunakan transistor atau relay sebagai "pemutus on-off" yang dikendalikan oleh bagian mikrokontrol melalui kontrol pin "power on-off". Kerusakan mungkin disebabkan pada sirkit ini.
    Kerusakan bagian mikrokontrol (kontrol power-on belum kerja).
4.02 Untuk mengetahui apakah bagian defleksi horisontal sudah bekerja, dapat dilakukan pemeriksaan atau pengamatan visual antara lain seperti :
    Diukur ada tegangan heater ada tegangan sekitar 5v ac. Nilai ini bukan nilai sebenarnya sebab avo-meter biasa tidak cocok untuk mengukur tegangan ac dengan frekwensi tinggi. Jika diukur dengan VTVM yang dapat dugunakan untuk mengkur teganagan frekwensi tinggi, nilai sebenarnya tegangan heater adalah 6.8v ac
    Secara visual heater nampak menyala.
    Diukur ada tegangan screen.
    Di cek ada sisa muatan tegangan tinggi pada anode tabung gambar.
4.03 Diperiksa sudah ada tegangan B+ pada kolektor transistor HOT. Maka jika bagian defeleksi horisontal belum kerja sama sekali dapat disebabkan karena (4.03.1 ~ 4.03.5) :
4.03.1 Osilator horisontal pada IC Jungel belum bekerja. Tergantung dari desain sistim kerja IC Jungel maka osilator horisontal belum bekerja kerja dapat disebabkan antara lain oleh :

    Tegangan suply pada pin-H.Vcc tidak ada atau kurang dari spesikasinya. Kebanyakan IC Jungel mempunyai tegangan kerja pada pin-Hvcc sebesar 8v (baca 4.04.6)
    (TV model lama) Keramik resonator 500khz rusak
    Beberapa tipe IC Jungel ada yang menggunakan resistor pull up (yang dihungkan ke jalur suply plus) pada bagian outputnya ( misal TDA8366, TDA8842). Jika resistor putus maka basis transistor driver tidak mendapat tegangan bias.
    Jalur hubungan pulsa SDA-SCL antara IC Mikrokontrol dengan IC Jungel putus atau jalur yang ada yang short disebabkan kerusakan pada part lain.
    IC mikrokontrol posisi belum "on" atau belum bekerja. Beberapa tipe IC jungel osilator horisontal sudah dapat langsung bekerja jika ada suply Hvcc tanpa menghidupkan mikrokontrol dulu atau mikrokontrol rusak. Tetapi ada beberapa tipe yang belum mau bekerja walaupun sudah ada tegangan suply Hvcc sebelum mikrokontrol mau "on" (contoh adalah TDA8842)
    X-ray protektor dipasang untuk mematikan osilator horisontal jika tegangan flyback over. TV model lama X-ray protektor aktip bekerja dengan menshort ke ground tegangan H.Vcc. Ada kerusakan salah satu part pada sirkit X-ray protektor dapat menyebabkan ada tegangan pemicu X-ray protektor bekerja.
    Beberapa IC Jungel model lama kadang mempunyai pin-Xray input (misal TA8690, TA8659). Normal pin X-ray tegangannya adalah nol. Jika pada pin-Xray input diukur ada tegangan (walaupun kecil) maka osilator tidak mau bekerja.
4.03.2 Kerusakan pada bagian horisontal driver yang dapat disebabkan karena :
    Tidak ada suply tegangan ke kolektor.
    Kadang dijumpai tegangan kolektor nol, tetapi jika transistor driver dilepas tegangan kolektor ada. Ini bukan kerusakan bagian driver. Problem disebabkan pada IC Jungel yang menyebabkan tegangan basis transistor over. Dapat disebabkan karena IC Jungel rusak atau horisontal osilator belum bekerja.
    Tidak ada tegangan pada basis transistor driver. Hal ini dapat disebabkan osilator horisontal belum bekerja, jalur ada yang putus, atau resistor pull-up pada pin hor-out IC Jungel rusak.
    Pada model TV tertentu kadang pada jalur basis transistor driver dipasang semacam transistor protektor yang disambungkan ke bagian vertikal-out, dimana kolektor-emitor transistor protektor ini akan men-short-kan ke ground tegangan basis jika ada problem pada bagian vertikal. Coba open dahulu transistor ini.
    Walaupun jarang terjadi kadang disebabkan tranfo horisontal driver rusak
   
Transistor driver rusak.
Untuk mengetahui bahwa osilator horisontal dan driver horisontal keduanya sudah bekerja dapat dilakukan dengan cara mengukur tegangan pada bagian sekunder tranfo driver. Umunya kalau diukur ada tegangan sekitar 2v AC., jika basis transistor HOT diopen.
4.03.3 Kerusakan transistor HOT dimana umumnya kolektor-emitornya short, sehingga menyebabkan jalur B+ short ke ground. Tetapi kadang transistor HOT rusak karena basis-emitornya yang short. Mengganti transistor HOT sebaiknya menggunakan nomor part yang sama untuk menjamin keawetan pemakaian. Mengganti transistor HOT dengan nomor part berbeda memang dapat dilakukan, hanya kadangkala dapat menimbulkan problem seperti over OVP (Over Current Protector) aktip bekerja, raster tidak penuh kiri-kanan, atau tidak tahan lama.
Untuk menghindari kerusakan berulang atau pesawat kembali rusak setelah dipakai beberapa hari atau minggu. Sebelum mengganti transistor HOT yang rusak, maka sebaiknya dilakukanlah pemeriksaan hal-hal yang mungkin dapat menyebabkan transistor ini rusak :
    Cek tegangan B+ apakah normal
    Periksa solderan pada kapasitor resonan
    Periksa elko pada suply kumparan primer tranfo horisontal driver, mungkin kering
    (Kalau perlu) Periksa def yoke.
4.03.4 Kerusakan tranfo flyback dapat ditunjukkan dengan tanda-tanda antara lain :
    Transistor HOT rusak short, dan jika diganti baru akan rusak lagi
    Bodi flyback ada bagian yang mengelembung, warna berubah, ada lubang kecil yang kadang keluar semacam lelehan.
    Resistor pada sirkit bagian ABL ada yang terbakar
    Kapasitor (200v) pada pin-ABL flyback short
    Keluar loncatan api dari bagian tertentu atau antar kaki pin-pinnya.
    Tegangan tinggi anode, fokus, screen tidak keluar, tetapi tegangan rendah lainnya keluar.
    Jika diukur dengan ohm meter( dengan x 1K) ada kebocoran antara anode cap dengan kaki ground flybak.
    Jika diukur dengan ohm meter ada hubungan antara kumparan primer dengan sekunder.



4.03.5 Kerusakan Def Yoke ditandai antara lain dengan :
    Tegangan B+ drops dan kadang disertai suara huming dari speaker. Jika konektor def yoke dilepas maka bagian horisontal atau tegangan B+ akan langsung bekerja dengan normal. Jangan menghidupkan TV terlalu lama tanpa def yoke karena dapat menyebabkan phospor tabung layar terbakar pada titik tengah layar. Kecilkan VR screen sebelum mencoba hal ini.
    Transistor HOT rusak. Jika diganti akan rusak lagi.
    Raster nampak berbentuk seperti trapesiumd. Lepas kumparan def yoke.
    Keluar asap.
    Jika def yoke dilepas secara visual nampak ada bagian yang terbakar. Melepas def yoke hati-hati jangan sampai merubah posisi adjustment magnet konvergen yang ada dibelakangnya. Dan ketika memasang kembali magnet konvergen pasang pada posisi seperti semula.
4.04.6 Sirkit suply tegangan H-Vccke IC Jungel ada berbagai macam sistim, sehingga ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan tidak ada tegangan suply H-Vcc.
    Tegangan diberikan dari dari suply B+ melalui resistor puluhan kilo ohm.
    Tegangan diberikan dari tegangan rendah melalui resistor ratusan ohm
    Suply menggunakan sirkit transistor pemutus yang dikendalaikan oleh bagian mikrokontrol, sehingga mikrokontrol yang belum on atau sirkit pemutus yang rusak menyebabkan suply H-Vcc tidak ada.
    IC jungel rusak dimana pin H-Vcc IC Jungle short. Jika pin H-Vcc IC Jungel diopen maka tegangan ada.
    Pada TV model lama kadang dipasang sebuah transistor X-ray protektor pada jalur H-Vcc. Keruskan pada transistor X-ray protektor akan menyebabkan H-Vcc di-short-kan ke ground.
4.05 Bagian defleksi horisontal hidup tetapi sebentar kemudian terus mati. Problem semacam ini dapat disebabkan antara lain karena ( 4.05.1 ~ 4.05.3) :
4.05.1 X-ray protektor pada TV model lama umumnya akan mematikan osilator horisontal jika tegangan tinggi anode over. Problem kemungkinan dapat disebabkan karena :
    Kapasitor resonan 1600v pada kolektor transistor HOT nilainya berubah mengecil
    Tegangan B+ over
    Kerusakan part pada sirkit X-ray protektor, misalnya ada diode zener bocor atau ada transistornya yang bocor.

Tanpa skematik diagram kadang sulit mencari lokasi X-ray protektor. Kita dapat melacak mencari lokasi sirkit X-ray dengan cara sebagai berikut :
    Open semua pin pada flyback kecuali pin-B+ dan pin-Kolektor.
    Hidupkan TV dan biasanya protek sudah tidak akan aktip bekerja.
    Solder kembali pin yang telah di open satu persatu bergantian dengan dicoba hidupkan setiap kali habis menyambung salah satu pin yang telah diopen.
    Jika protektor bekerja, maka sirkit X-ray berhubungan dengan pin yang baru saja disambung kembali tersebut.
4.05.2 OVP aktip bekerja jika arus B+ yang over. Kerusakan mungkin dapat disebabkan karena :
    Kumparan def yoke rusak
    Flyback rusak
    Beban flyback berat, disebabkan karena sirkit yang mengambil suply dari flyback ada yang rusak.
    sirkit OVP sendiri ada yang part yang rusak.
4.05.3 Kerusakan pada bagian horisontal driver umumnya disebabkan karena :
    Transistor mau rusak sehingga kadang mau bekerja pada saat masih dingin,
    Suply untuk tegangan kolektor putus.
    Kadang tegangan kolektor nol, tetapi jika transistor driver diopen tegangan ada. Kerusakan bukan pada bagian horisontal driver, tetapi pada bagian osilator horisontal
    Walaupun jarang terjadi kadang tranfo horisontal driver rusak.
4.06 Ketika TV dihidupkan transistor HOT langsung rusak sebelum kita sempat melakukan pengukuran. Kemungkinan dapat disebabkan karena :
    Kapasitor resonan pada kolektor HOT yang mempunyai tegangan kerja 1600v nilainya berubah mengecil atau solderan lepas. Hal ini menyebabkan terjadinya tegangan induksi yang sangat tinggi pada tranfo flyback yang menyebabkan transistor rusak. Nilai kapasitor ini cukup kritis oleh karena itu ganti dengan nilai yang sama.
    Kumparan horisontal Def yoke rusak terbakar atau short
    Flyback rusak pada bagian gulungan primer antara pin-B+ dengan pin-kolektor short.
    Tabung gambar rusak (biasanya ada loncatan api didaamnya).
    Tegangan B+ over
    (TV lama) Kerusakan pada keramik resonator 500KHz yang menyebabkan frekwensi osilator berubah menjadi tinggi. Biasanya disertai suara ngencrit sebelum rusak.
    Kerusakan pada sirkit PH1 (AFC1) seperti resistor, kapasitor atau IC Jungel.
4.07 Menjumpai transistor HOT rusak secara berulang pada saat melakukan perbaikan TV, maka dapat dilakukan langkah-langkah percobaan sebagai berikut untuk mencegah kerusakan tersebut :
    Sediakan lampu 100w/220v 2 buah yang disambung paralel.
    Masing-masing beri sambungan kabel sepanjang kurang lebih 30cm pada kedua ujungnya dengan cara disolder.
    Putus jalur hubungan antara pin-flyback yang ke kolektor transistor HOT.
    Pasang kedua lampu antara pin-flyback dengan kolektor transistor HOT secara paralel.
    Hidupkan TV.
    Jika lampu menyala terang berarti masih ada kerusakan pada bagian lain yang dapat menyebabkan transistor HOT rusak.
    Jika nyala lampu sudah redup berarti kerusakan telah teratasi dan kembalikan sirkit seperti semula.
4.08 Transistor HOT panas atau transistor dalam jangka pendek rusak berulang setelah diambil konsumen.
Penyebab kerusakan transistor HOT dapat dikategorikan sebagai berikut :
    Sinyal drive yang kurang sehingga menyebabkan under-drive. Umumnya disebabkan karena elko kering pada suply Vcc tranfo horisoantal drive. Tegangan suply yang drops pada horisontal oslator maupun horisontal drive juga dapat menyebabkan masalah ini.
    Sinyal drive kurang karena suply Vcc kedua tidak kerja (baca...)
    Sinyal drive yang over. Dapat disebabkan tegangan suply pada horisontal osilator atau horisontal drive yang over. Biasanya karena ada part seperti resistor yang diganti dengan nilai yang berbeda.
    Sinyal drive yang over dapat juga disebabkan karena tegangan Hvcc pada ic jungel over. Dapat disebabkan karena kerusakan regulator atau ada resistor yang diganti dengan nilai yang tidak sama.
    Arus kolektor over disebabkan karena beban yang over. Mungkin disebabkan karena def yoke, flyback, bagian vertikal out ada masalah.
    Tegangan kolektor over. Dapat disebabkan karena kapasitor resonan nilai mengecil, tegangan power suply kadang berubah naik.
    Transistor yang dipasang tidak asli atau tidak cocok.
    Pemasangan HOT dengan pendingin kurang baik.
    Ada solderan kurang bagus pada bagian horisontal output, part bagian filter PH1 (AFC1).
    (TV lama) Bagian osilator kadang frekwensinya berubah, misalnya keramik resonator 500Khz yang akan rusak.

Catatan :
    Flyaback yang bersuara dapat menunjukkan bahwa frekwensi horisontal tidak normal. Dalam hal ini kalau TV dihidupkan terlalu lama kadang dapat mengakibatkan transistor HOT rusak.
    Beberapa model TV baru kadang salah dalam desainnya sehingga transistor HOT sering rusak. Dalam hal ini maka perlu dicari informasi modifikasi yang diperlukan.
    Kadang listrik yang sering hidup mati, pindah chanel, memasang video in pada saat TV dalam keadaan hidup, ada sinyal dari handphone terlalu dekat dapat menimbulkan triger yang dapat merusak transistor HOT.
4.09 Kerusakan gambar tidak sinkron secara horisontal dapat disebabkan karena :
    Kerusakan part-part pada bagian filter PH1 atau AFC1 dari IC Jungel atau ada solderan kurang baik pada bagian tersebut.
    (TV lama) Kerusakan x-tal 500Khz resonator eksternal.
    Kerusakan X-tal warna pada TV yang sudah tidak menggunakan eksternal resonator. Problem seperti ini kadang disertai dengan gejala warna sering hilang.
    Kadang IC Jungel mempunyai jalur input sendiri untuk sinyal sinronisasi. Jika jalur sinyal ini terputus maka akan menyebabkan gambar tidak sinkron vertikal mauoun horisontal.
    IC jungel yang rusak
    EEPROM data korup
4.10 Gambar nampak sedikit bergeser kekiri sehingga timbul blok hitam pada bagian kanan layar. Problem seperti ini dapat disebabkan karena :
    Paling sering disebabakan kerusakan part atau solderan yang menyebabkan jalur sinyal pulsa horisontal (FBP) dari pin-AFC flyback ke IC Jungel terputus atau short ke ground.
    Kerusakan part pada filter PH2 atau AFC2
    IC Jungel rusak
4.11 Timbul gangguan ada beberapa blok hitam vertikal pada back-ground gambar pada bagian kiri layar. Hal ini disebabkan adanya gangguan osilasi pada bentuk pulsa horisontal. Problem dapat disebabkan karena :
    Elko pada suply tegangan B+ dekat pin-tranfo flyback kering.
    Elko pada suply tranfo horisontal driver kering.
    Resistor yang diseri dengan kapasitor yang terletak pada kolektor tranfo horisontal drive rusak atau solderan lepas.
    Pada jalur suply tegangan B+ ke flyback kadang dipasang sebuah kumparan. Jika kumparan ini di jumper atau short dapat juga menyebabkan timbulnya gangguan ini.
    Tranfo flyback domodifikasi atau diganti lain tipe.
4.12 Timbul gangguan jembret yang berbentuk garis-garis putih atau hitam pendek pada gambar yang kontras. Gangguan akan nampak jelas jika gambar mempunyai kontras yang tinggi. Dan akan nampak lebih jelas jika gambar menampilkan tulisan teks atau OSD.
Dapat disebabkan karena kapasitor elko yang terdapat pada jalur tegangan B+ dekat tranfo flybak kering.
4.13 Raster menyempit tidak penuh pada bagian kiri-kanan layar. Problem dapat disebabkan karena :
    Kapasitor resonan 1600v pada kolektor transistor HOT nilainya sedikit menurun. Dapat dikoreksi dengan mencoba menambah memasang kapasitor dengan nilai antara 102 hingga 502 dengan tegangan 1600v secara paralel dengan kapasitor resonan.
    Ajustment tegangan B+ kurang.
    Pada TV yang mempunyai sirkit Koreksi EW mungkin disebabkan karena kesalahan adjustment Horisontal-Size.
4.14 Raster mengecil kiri-kanan maupun atas bawah sehingga berbentuk seperti trapesium. Umunya kumparan defleksi terdiri dari 2 buah kumparan yang kebanyakan disambung secara paralel. Jika salah satu kumparan sedikit short akan menyebabkan terjadinya problem ini. Untuk memastikan apakah terjadi short pada salah satu kumparan def yoke horisontal, maka dapat dilakukan :
    Lepas dan pisahkan dahulu solderan salah satu ujung sambungan paralel ke 2 kumparan def yoke.
    Masing-masing kumparan diukur resistansinya (sebaiknya menggunakan meter digital). Jika diukur kedua kumparan ini resistansinya berbeda, berarti yang mempunyai resistansi lebih kecil ada bagian yang short.

4.15 Raster mengembang (blooming) diakibatkan karena kecepatan sinar elektron berkurang sehingga mudah dibelokkan oleh def yoke, dimana problem ini dapat disebabkan karena :

    Flyback rusak. Kerusakan pada diode penyearah yang ada didalam tranfo flyback.
    Tegangan heater kurang, yang dapat karena solderan kurang baik, konektor CRT soket kurang kontak, atau ada resistor heater yang molor nilainya.
    Emisi katode tabung gambar lemah.
4.16 Raster kembang kempis (breathing). Untuk TV kualitas bawah adalah normal jika gambar nampak sedikit kembang kempis jika kontras atau britnes gambar berubah-ubah. Pada TV yang sederhana untuk mengkoreksi cacat breathing biasanya dipasang sebuah resistor power pada jalur B+ . Jika kontras atau britnes gambar bertambah akibatnya arus B+ akan bertambah dan mengakibatkan tegangan drops pada resistor bertambah besar (tegangan drops V = I x R). Akibatnya tegangan yang masuk ke horisontal output akan drops pula dan defleksi horisontal juga drops sehingga raster tidak jadi mengembang.
Pada TV layar besar biasanya dipasang sirkit anti breathing menggunakan pin-EHT input yang terdapat pada IC Jungel. Pulsa dari flyback dihubungkan ke pin-EHT dan dihubungkan dengan bagian koreksi EW yang akan otomastis mengendalikan Hor-size dan Vert-size. Disini pin-EHT juga difungsikan sebagai input X-ray protektor. Protektor akan aktip bekerja jika pulsa dari flyback over.
Problem kembang kempis dapat disebabkan :
    Tergangan B+ problem, kerusakan pada bagian power suply.
    Tranfo flyback rusak pada bagian tegangan tinggi.
    Transistor HOT yang dipasang tidak cocok
    Problem pada sirkit EHT input atau pada sirkit Koreksi EW
    Untuk mengurangi problem kembang kempis, maka dapat dilakukan dengan cara mengurangi level britnes dan kontras gambar.
4.17 Timbul gangguan garis-garis kecil pada bagian pinggir kiri-kanan layar. Problem kadang disertai dengan timbulnya suara berisik dari tranfo flyback.
    Kerusakan dapat disebabkan dari bagian filter PH1 atau AFC1 atau dari IC jungel yang kerjanya tidak normal.


4.18 Gambar melipat tegak lurus dibagian tengah layar. Atau timbul gangguan garis putih tegak lurus dibagian tengah layar. Problem dapat disebabkan karena :
    Karakteristik transistor HOT berubah sehingga faktor penguatan menurun.
    Kualitas Transistor HOT yang dipasang sebagai pengganti tidak baik, atau karakteristiknya tidak sama.
    Problem pada sirkit bagian Horisontal driver sehingga HOT under drive.
4.19 Raster hanya berupa satu garis tegak lurus ditengah layar. Problem dapat disebabkan karena :
    Konektor def yoke horisontal kendor atau hubungan ada yang putus
    Kapasitor "S" rusak open. Ganti dengan nilai yang sama karena mempunyai pengaruh terhadap geometri gambar.
4.20 Cacat horisonal linear. Cacat ini menyebabkan bagian kanan layar gambar terkompresi. Gejala akan nampak jelas jika sedang menampilkan close up seorang penyiar dimana pundak kiri-kanan pemyiar nampak tidak simetri. Problem dapat disebabkan karena :
    Coil horisontal linear terbakar.
    Pemasangan coil horisontal linear terbalik polaritasnya.
    Def Yoke diganti bukan aslinya.
4.21 Cacat pin-cushion, gambar tampak melengkung pada kedua sisi kiri-kanan layar. Problem dapat disebabkan karena :
    Adjustment Parabola atau Pin-Amplifier pada EW geometri
    Sirkit-Pin Cushion atau Koreksi EW ada part yang rusak atau jalur putus. Yang paling sering terjadi adalah kerusakan resistor atau transistor power pada Pin-driver amplifier.
4.22 Tegangan B+ drops. Pada saat bagian horisontal belum bekerja tegangan B+ normal, tetapi pada saat bagian horisontal bekerja tegangan B+ drops. Tegangan B+ drops dapat disebabkan karena problem pada bagian horisontal output, tetapi dapat juga disebabkan karena problem pada bagian power suply. Pada TV yang diperlengkai protektor OVP (over current protector) akan menyebabkan TV mati protek.
Problem pada bagian horisontal output yang dapat menyebabkan tegangan B+ drops antara lain adalah :
    Kumparan def yoke rusak ada yang sedikit short
    Kumparan flyback rusak ada yang sedikit short
    Diode penyearah yang ada disekitar flyback ada yang short
    Beban flyback over yang dapat disebabkan karena IC Vertikal Out short misalnya.
4.23 Membedakan penyebab tegangan B+ drops karena problem bagian horisontal atau karena problem bagian power suply. Dapat dilakukan dengan mengganti sementara beban B+ dengan lampu dop :
    Sediakan 2 buah lampu dop 100w/220v dan masing-masing diberi kabel untuk penyambungan dengan panjang kurang lebih 30cm
    Lepas sementara hubungan transistor HOT
    Pasang kedua buah lampu secara paralel antra jalur B+ dengan ground sebagai beban pengganti transistor HOT.
    Hidupkan power suply.
    Jika tegangan B+ drops berarti bagin power suply yang problem.
    Jika tegangan B+ normal berarti yang problem bagian horisontal.
4.24 Kerusakan kumparan def yoke disebabkan bagiaan tertentu kawat email ada yang terluka sehingga memicu terjadinya loncatan api antar kawat gulungan. Loncatan api ini lama kelamaan dapat menyebabkan gulungan disekitarnya ikut terbakar. Kerusakan umumnya disebakan karena adanya sejenis lem yang telah kering pada def yoke yang sifatnya berubah menjadi korosif dan merusak lapisan email.
Kadang pada malam hari terjadi pengembunan pada kaca tabung gambar sehingga didalam def yoke menjadi basah. Hal ini juga dapat memicu terjadinya kerusakan def yoke.

Jika kerusakan def yoke ringan maka biasanya menyebabkan raster nampak seperti trapesium. Tetapi keruskan parah dapat menyebabkan def yoke keluar api dan berasap, tegangan B+ drops atau transistor HOT rusak.
4.25 Pengalaman kami Def yoke yang terbakar pada bagian horisontal kadang masih dapat diperbaiki bila yang terbakar baru beberapa gulungan saja. Kami sudah mencoba beberapa kali hal ini dan tidak pernah rusak kembali.
Cara yang kami lakukan adalah sebagai berikut :
    Sekitar bagian yang terbakar tetesi cairan thinner. Lakukan beberapa kali dengan tujuan agar gulungan yang nampak terbakar dapat diangkat dan dipisahkan dari gulungan lain yang masih bagus lapisan emailnya.
    Bersihkan dengan hati-hati jika ada bekas lem yang kering, jangan sampai merusak email kawat lain yang masih.
    Pisahkan atau angkat dengan hati bagian kawat email yang nampak rusak dari gulungan lainnya yang masih bagus dengan obeng jam minus kecil dengan hati-hati. Jangan sampai merusak email gulungan lain yang masih bagus. Kadang kawat email yang akan kita angkat putus, hal ini tidak masalah, karena dapat disambung kembali dengan kawat email tambahan.
    Beri isolasi kawat-kawat yang emailnya mengelupas. Kami biasa gunakan isolasi dari paper (kertas).
    Untuk mencegah kemungkinan ada kawat email lain disekitar gulungan yang terbakar yang mungkin sedikit rusak kecil, maka kami berikan lem alteco pada sekitar bekas gulungan kawat yang terbakar.

Mempunyai 2 buah def yoke rusak dengan tipe yang sama, jika masing-masing yang yang rusak hanya satu gulungan saja, maka ke dua def yoke ini dapat dioplos sehingga mendapatkan sebuah def yoke yang baik. Menyambung kembali secara parallel 2 kumparan def yoke akan menimbulkan masalah jika polaritas penyambungan salah. Untuk menghindari kesalahan penyambungan, maka pemasangan sebaiknya dilakukan satu demi satu.

    Pasang (solder) salah satu kumparan dahulu pada konektor.
    Kumparan ke dua pasang (solder) satu ujung kabelnya saja pada salah satu konektor
    Hidupkan pesawat. Raster akan nampak tidak normal.
    (Masih dalam kondisi TV hidup) Menggunakan tang jepit, ujung kabel kumparan kedua yang belum dipasang sambungkan ke konektor sehingga terpasang parallel dengan cara disentuhkan sementara sesaat saja.
    Jika timbul api seperti orang mengelas, maka berarti polaritas kumparan kedua pemasangan terbalik. Jika polaritas sudah benar, maka raster akan hidup normal.
4.26 Dari pabrik umumnya kumparan def yoke sudah dituning dengan pas menggunakan pita magnet atau sejenisnya dengan dengan tabung gambar untuk menghasilkan purity dan konvergen yang baik. Mengganti def yoke dengan nomor part yang tidak sama kalau dilihat sekilas dari tampilan gambar mungkin tidak ada masalah. Tetapi kalau diteliti dengan seksama, ada kemungkinan menimbulkan problem seperti :
    Horisontal size berubah, dapat dikoreksi dengan mengganti nilai kapasitor resonan.
    Kalau perbedaan impedansi (ressistansi) antara yang orisinil dengan penggantinya jauh berbeda dapat menyebabkan transistor HOT panas dan rusak.
    Purity sulit diadjust. Ada sedikit bagian yang flek
    Dinamik konvergen sulit atau sama sekali tidak dapat diadjust. Teks akan terlihat tidak konvergen.
    Dinamik konvergen sulit diadjust
    Problem cacat "S". dapat dikoreksi dengan cara mencoba mengganti kapasitor "S"
Sebagian besar para teknisi tentu pernah mengalami hal seperti ini, dimana ketika menemukan transistor HOT (horisontal output transistor) yang rusak, dan kemudian menggantinya dengan yang baru, namun ketika dicoba hidupkan maka transistor tersebut beberapa saat mengalami kerusakan kembali.
Mengapa hal ini bisa terjadi ?, berikut ini hal-hal yang menyebabkan transistor HOT mengalamai kerusakan seketika :

1. Kapasitor Resonan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUZW5crwG18PPyu6c60k2RU-lMAxLGbp6phDnYwNHTjANpnETB5l2YMbBcSCg4oEzX9T_hFTJ5riFo1m7ovCNU5lIUZJOE6-CFc6wUtPWjMp7dmEUmhLpKn8Xrvw1KN7DAC2UvC4v1m8M/s1600/capres.jpgKapasitor resonan atau yang biasa disebut  capasitor safety / kapasitor damper yang terdapat pada kolektor transistor HOT dipasang guna meredam tegangan kejut yang dihasilkan oleh trafo flyback dengan cara meyerap tegangan tersebut untuk mengisi kapasitor, kapasitor ini umumnya mempunyai tegangan kerja 1,6 KV, jika kapasitor ini rusak, short, kapasitansinya menurun atau solderanya kendor, maka tidak ada lagi yang menyerap tegangan kejut tersebut sehingga meyebabkan transistor HOT rusak seketika.

Bagaimana hal ini bisa terjadi ?, mari kita lakukan percobaan berikut ini agar didapat gambaran yang lebih jelas :
- Siapkan trafo power supply yang biasa dipakai untuk amplifier atau radio/tape/DVD compo yang masih bagus. Kalau bisa cari trafo merk import bukan trafo lokal
- Ambil AVO-meter dan set pada posisi X1
- Pegang probe merah dan hitam pada bagian logam-kontaknya / ujung colokannya (bukan dipegang pada plastiknya), ujung colokan merah dipegang dengan tangan kiri sementara ujung colokan hitam dipegang dengan tangan kanan.
- Tempel sebentar kedua probe tersebut pada terminal ac input 220v trafo dan kemudian lepaskan dengan jari tetap menempel pada ujung logam probe AVO-meter.
- Pada saat melepaskan kontak probe, maka akan dapat dirasakan adanya kejutan atau sengatan listrik yang kecil.

Dari mana asalnya tegangan kejutan ini ?, padahal kita tahu bahwa AVO-meter hanya menggunakan tegangan baterai 3 volt saja.
Pada semua induktor (kumparan) yang dilalui arus DC kemudian diputus, maka arus dengan tiba-tiba akan menghilang. Arus yang menghilang dengan tiba-tiba dengan waktu yang sangat singkat ini akan membangkitkan tegangan kejut yang waktunya sangat pendek yang dinamakan tegangan “induksi diri” (self induction)  pada kumparan itu sendiri. Tegangan induksi diri ini besarnya dapat beberapa puluh kali lipat tegangan DC asalnya. Tegangan induksi diri inilah yang menyebabkan adanya kejutan saat kita mengukur trafo power supply tersebut.

Demikian juga yang terjadi pada kumparan primer trafo flyback. Trafo ini dilalui arus yang berbentuk pulsa-pulsa on-off secara berulang dengan frekwensi tinggi yang dapat menghasilkan tegangan kejut hingga puluhan ribu volt.
Kapasitor resonan digunakan untuk "meredam" tegangan kejut yang tinggi ini dengan cara menyerap tegangan tersebut untuk mengisi kapasitor.
Oleh karena itu jika kapasitor resonan sampai lepas solderannya atau nilai kapasitansinya turun, maka tegangan induksi diri dari trafo flyback tersebut tidak ada yang meredam. Tegangan kejut puluhan ribu volt akan diterima oleh kolektor transistor HOT sehingga menyebabkan transistor mati seketika karena tidak tahan.

Jika kapasitor resonan rusak, tetapi transistor HOT masih tahan bekerja hingga beberapa puluh detik saja, maka dapat menyebabkan :
  • Tegangan keluaran dari flyback, seperti heaterscreen, tegangan anoda (HV) dll akan naik.
  • Jika pesawat dilengkapi dengan X-ray protector maka protector akan aktif bekerja
  • Raster sedikit menyempit kiri-kanan
  • Terjadi loncatan internal tegangan tinggi didalam flyback yang dapat merusak flyback itu sendiri, atau merusak kapasitor tegangan tinggi internal yang ada didalam flyback.
  • Ada kemungkinan merusak tabung gambar (timbul loncatan api didalamnya).
Pada kondisi normal, saat transistor HOT bekerja, terdapat 2 macam tegangan yang diterima oleh kolektor transistor HOT.
  1. Tegangan DC B+
  2. Tegangan berbentuk pulsa-pulsa yang besarnya kurang lebih 10x tegangan B+. Oleh karena itu transistor HOT minimal harus tahan bekerja pada tegangan 1500v.
Jika nilai kapasitor resonan nilainya diperbesar (ditambah dengan cara diparalel misalnya), maka akan mengakibatkan :
  • Tegangan tinggi anoda drop
  • Kecepatan sinar elektron dari katode ke arah anoda (layar) menurun, sehingga menyebabkan kecerahan gambar juga menurun.
  • Sinar elektron jadi lebih mudah untuk dibelokkan oleh kumparan defleksi (yoke) sehingga raster akan mengembang lebih lebar baik vertikal maupun horisontal.
2. Flyback short pada kumparan primernya
Pada kondisi normal, saat transistor HOT pada kondisi “on” maka arus yang melalui transistor besarnya akan dibatasi oleh "reaktansi induktif"  kumparan primer flyback. Jika kumparan primer flyback short, maka tidak ada lagi yang membatasi arus ini, sehingga transistor HOT dapat mati seketika.
Keruskan flyback pada bagian sekunder atau kerusakan pada kumparan defleksi (yoke) horisontal juga dapat menyebablan transistor HOT rusak, tetapi umumnya tidak meyebabkan mati seketika.

Bagaimana mencegah kerusakan transistor HOT mati seketika berulang ?, sebelum mengganti transistor HOT,

maka lakukan pemeriksaan sebagai berikut :
- Periksa solderan dan nilai kapasitansi kapasitor resonan. Apakah Multi-meter yang anda miliki dapat untuk memeriksa kapasitor?
- Periksa apakah kumparan primer trafo flyback tidak short. pemeriksaan kumparan primer trafo flyback dapat digunakan ESR-meter, sehingga tidak perlu repot melepasnya. Dalam kondisi normal, maka jarum ESR-meter tidak bergerak.
- Periksa apakah kumparan defleksi (yoke) bagian horisontal tidak short. Periksa dengan ESR meter seperti memeriksa trafo flybacksehingga tidak perlu repot melepasnya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisP9Rx_h6wCqaaaOS1sNOnlBZm0boDMwErHcGS5uliv6d_cBo1kOj8H5IlvNE79vfHxYTMm0pnta8HhEroosOD91jt4RSboYAkUSdLq3agSzMBPMRCNKc2Lg-wif1r24To2vzpcSK5Iy4/s1600/lamptest.jpg
Cara lain melakukan pemeriksaan jika tidak memiliki ESR-meter atau Kapasitansi-meter:
  • Sediakan bola lampu 100w dan beri sambungan kabel kurang lebih 2x20cm.
  • Putus jalur hubungan antara pin-flyback dengan kolektor transistor HOT.
  • Pasang transistor HOT yang baru.
  • Pasang lampu antara flyback dengan kolektor.
  • Hidupkan pesawat. Lampu akan menyala. Periksa apakah tegangan screen keluar (atur VR screen maksimal)
  • Jika tidak ada tegangan screen berarti sirkit ada masalah, misalnya flyback rusak.
  • Jika tegangan screen tinggi (200v lebih), kemungkinan kapasitor resonan rusak
  • Jika tegangan screen sekitar 150v atau kurang, kemungkinan tidak ada masalah. Berarti aman untuk memasang transistor HOT.
·        saat ini, hampir seluruh perangkat elektronik menggunkan regulator switching / SMPS (Switching Mode Power Supply) untuk supply dayanya, penggunaan regulator switching memiliki tingkat efisiensi yang lebih tinggi dibandaing regulator linier, regulator linier memiliki tingkat efisiensi maksimum 50%, sedangkan regulator switching memiliki tingkat efisiensi 85% hingga 95%.
·        Selain efisiensi, keuntungan lain menggunakan regulator switching adalah faktor fleksibilitas dan kesetabilan yang tinggi, bahkan beberapa output tegangan dengan polaritas yang berbeda dan keluaran tegangan yang lebih lebih tinggi daripada masukannya dapat dihasilkan dari satu sumber tegangan saja, dan yang tak kalah mencengangkan adalah dengan ukuran yang hanya seperempat regulator linier bisa dihasilkan besar arus yang sama.
·        Sebuah switching regulator biasanya terdiri atas sebuah PWM control dan sebuah transistor yang difungsikan sebagai switch. PWM (Pulse Width Modulation) mengontrol berapa lama switch dalam keadaan memutus atau menyambung dimana switch ini dihubungkan dengan sebuah trafo atau induktor, perbandingan waktu sambung (TOn) dan waktu putus (TOff) switch dalam satu periode siklus menjadi penentu besarnya tegangan keluaran dan bukan tergantung pada tegangan masukannya (Vin), itu sebabnya mengapa televisi Anda tetap menyala normal meskipun tegangan PLN turun hingga 85 Volt saja. PWM biasanya bekerja pada frekuensi antara 50 Khz hingga 100 Khz dengan bentuk gelombang yang hampir persegi, dimana frekwensi dengan bentuk gelombang tersebut akan menimbulkan frekuensi harmonisa jika kurang bagus dalam peredaman, ini menjelaskan mengapa televisi cina akan tertutup gambar berkelok-kelok seperti gangguan sinyal RF jika pada tegangan 180 Volt yang mensupply RGB amplifier capasitornya kering, karena sebenarnya sinyal yang mengganggu tersebut adalah "sinyal" frekuensi dari PWM yang tidak lagi diredam oleh capasitor 10uF atau 22uF / 250 Volt, karena fungsi utama capasitor pada keluaran regulator swiching adalah sebagai filter.
·        Secara sederhana rangkaian dari sebuah switching regulator adalah seperti ditunjukkan gambar dibawah ini :
·       
·        Tetapi disini tidak akan dibahas lebih jauh bagaimana sebuah regulator swtching berkerja atau apa saja jenis dari regulator swiching. sebuah e-book yang bagus dapat menjadi bahan bacaan Anda untuk dapat mempelajari lebih jauh mengenai regulator switching. 
·        IC Switching Regulator Dengan Jalur Transistor Terpisah
·        sanken™ memproduksi beberapa seri regulator switching, tetapi yang menjadi perhatian disini adalah seri dengan jalur transistor yang benar-benar terpisah dengan PWM control-nya meskipun berada dalam satu keping (chip), ini memberikan keuntungan jika kerusakan hanya terjadi pada transistor switching nya saja, maka kita dapat mengganti transistor switching internalnya dengan transistor eksternal tanpa harus mengganti secara keseluruhan dengan sebuah IC baru, dengan cara tersebut kita dapat menekan biaya reparasi yang seharusya tinggi. Karena dengan hanya menambahkan sebuah transistor regulator biasa tentu biayanya jauh lebih murah dari pada harus mengganti secara keseluruhan dengan sebuah IC baru. Selain itu kita juga dapat memilih transistor dengan parameter yang lebih tinggi sehingga menjadi lebih awet.
·        Tabel dibawah ini menunjukkan tipe-tipe IC switching regulator dengan transistor internal jalur terpisah berikut data Tegangan masukan (Vin) arus output (Ic) dan Daya-nya.


Tipe
V in (Volt)
Ic
Daya (W)
STR-S5703
110 - 120
6
140
STR-S5707
85 - 265
6
90
STR-S5708
85 - 265
7.5
120
STR-S6703
110 - 120
6
140
STR-S6704
110 - 120
5
100
STR-S6707
85 - 265
6
90
STR-S6708
85 - 265
7.5
120
STR-S6709
85 - 265
10
160

·        Mengganti Transistor Internal Dengan Transistor Eksternal

Lihat blok diagram dari IC switching regulator ini, bisa kita lihat bahwa kaki-kaki internal transistor switching-nya benar-benar terpisah jalurnya dari rangkaian lainnya meskipun berada dalam satu chip, kecuali pada kaki emitor (common) yang masih terhubung dengan rangkaian lainnya, tetapi ini tidak menjadi masalah karena kaki emitor nantinya terhubung dengan massa (ground) yang sekaligus menjadi jalur massa bagi rangkain internal (dalam hal ini rangkaian PWM control). Sehingga meskipun transistor switching-nya rusak dalam kondisi hubung singkat ketiga kakinya (EBC-nya) bukan menjadi masalah yang berarti.
·        Meskipun sebagian besar kasus yang kami temui bahwa kerusakan IC switching regulator tipe ini hanya terjadi pada transistor switching nya saja, namun sebaiknya Anda melakukan pengecekan terlebih dahulu apakah memang hanya transistor switching-nya saja yang rusak, karena kemungkinan rangkaian PWM nya juga mengalami kerusakan bisa saja terjadi. Secara sederhana untuk mengetahui bahwa rangkain kontrol PWM nya dalam kondisi normal adalah dengan cara melihat komponen eksternal pendukung rangkaian PWM nya apakah semuanya dalam kondisi normal, tidak ada yang terbakar, putus (open) ataupun hubung singkat (short), jika semuanya normal, hampir bisa dipastikan bahwa rangkaian PWM nya dalam kondisi normal, namun jika ditemui rangkaian eksternal pendukung rangkaian PWM nya ada yang tidak normal, misalnya ditemui dioda nya short, resistornya terbakar atau transistornya shortmaka upaya penggantian transistor switching internal dengan transistor switching eksternal tidak bisa dilakukan, satu-satunya jalan jika menemui situasi seperti ini adalah mengganti secara keseluruhan dengan sebuah IC Switching Regulator baru. Cara kedua yaitu dengan cara melihat adanya denyut tegangan pada keluaran PWM nya ada atau tidak,  caranya lepas hubungan pin nomor 1 dan 3 STR pada PCB, atau bisa langsung dipotong saja pin nomor 1 dan 3 pada STR tersebut, kemudian tes keluan PWM nya ( STR-57xx pada pin nomor 8, sedangkan STR-S67xx pada pin nomor 5) jika ada denyut tegangan berarti rangkaian PWM nya masih normal.
·        https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYNo6BhrdchIX-704JxNc6fJVrNK5yyQYUvwiUKpuO9oPueUoj7aD1jj8zNScv8HZLLInOF7AFVr_vWRvgj3YbCImMRicmkGKpPjiAFshdDuUzXef2mjRP9UE8XyaHfuIrvcl31t6nbJ0/s1600/koneksi.gifJika sudah dapat dipastikan bahwa rangkaian PWM nya dalam kondisi normal, maka kita dapat melakukan penggantian transistor internal dengan transistor eksternal, cara penyambungan nya adalah sebagai berikut, Potong Pin nomor 1 dan 3 pada STR-S570X atau STR-S670X yang terhubung ke PCB, sedangkan pin lainnya biarkan saja, lalu ambil sebuah Transistor yang biasa digunakan untuk transistor switching regulator/smps dengan parameter Voltase, Arus dan Daya yang sama atau lebih tinggi dari parameter transistor switching internal STR-S570X atau STR-S670X, penggunaan transistor dengan parameter Voltase, Arus dan Daya yang lebih tinggi memungkinkan umur transistor menjadi lebih panjang. Kemudian hubungkan kaki Basis (Base ) transistor ke jalur PCB yang semula terhubung ke Pin nomor 3 IC, kaki Emitor (Common) ke Pin nomor 2 IC, dan kaki Kolektor (Collector) ke PCB yang semula terhubung ke Pin nomor 1 IC. Pasang pendingin pada transistor secukupnya dan pastikan Resistor fuse yang terhubung pada Pin nomor 2 IC tidak dalam keadaan putus (open), resistor ini biasanya bernilai antara 0.2 - 0.33 Ξ© / 1 - 2 Watt.
·        Coba Switching regulator dengan memberi tegangan listrik dan ukur semua tegangan keluarannya, jika semua tegangan dalam kondisi normal sesuai dengan tegangan referensi, maka pekerjaan modifikasi telah selesai.

Pin Flyback dilihat / dihitung dari bawah searah jarum jam.

AKARI / FUJITEC China 
  • 14" BSC 22 - 01N401
  • 14" BSC25 - 1194 
  • 20/21" BSC25 - 4803T 
  • 14" BSC22 - 2007 (B+125)
  •  20" BSC25-N0803A
COL_B+115V_NC_AFC_GND_H_ABL_NC
AKIRA
  • 14" JF0501 - 1901
  • 21" BSC23 - N0114
COL_B+115V_GND_185V_H_ABL_GND_16V_NC_24V

AKIRA Vert +14v dan -14v 
  • 21" JF0501 - 19959
  • 21" BSC25 - 0235A
  • BSC25-4004A
  • BSC25-N 0103
  • BSC24-01N4004U
COL_B+115V_+14V_-14V_GND_H_AFC_ABL_NC_185V 

AKIRA CT-29TK9Ae
  • JF0501-2202
Col_B+125v_Afc/Nc_-12v_+12v_Gnd_H_Abl_Gnd_180v

AKIRA / FUJITEC IC8893CPBNG.......
  • 21" BSC25 - 05N2135H
  • 21" BSC25 - N0379
  • 21" BSC25 - 3604V
COL_B+115V_NC_AFC_GND_H_ABL_180V                                                                        
  • BSC22-68F03
  • BSC25-N0449
COL_B+115V_24v_AFC_GND_H_ABL_180V
AIWA 14/20"
  • 84-L83-606-01
  • FTK 14B011 
COL_B+115V_24V_GND_185V_H_ABL_GND_AFC_12V  

DETRON 
  •  14" 154 - 164F 
  •  20" 154 - 165D
24v_14v_B+115V_H_AFC_ABL_GND_185V_NC_COL

SHARP 
  • 14" F0067PE
  • 20" F0069PE 
COL_B+115V_24V_16V_NC_AFC_GND_H_185V_ABL

  • 21" F0147PE
COL_B+115V_GND_24V_12V_AFC_185V_GND_H_ABL

  • 14" F0193 / 21"F0194
  Col_B+115V_GND_40V_12V_AFC_185V_GND_H_ABL
SHARP picollo
  • 14" BSC26 - 2631S / FA060 WJ - SA 
  •  21" JF0501-32601 / A071WJ - A
COL_B+125V_GND_24V_12V_AFC_185V_GND_H_ABL

  • 29" FA100WJ / FA116WJ
Col_B+125v_Gnd_+14v_-14v_Nc_180v_Gnd_H_Abl

GOLDSTAR / LG / AKARI / INTEL
  • 154-177B
  • 154-064P
  • 6174-8004A (kadang 12V/16V gak ada)
  • 6174Z-6040X
COL_185V_B+115V_GND_16V_24V_40V_ABL_H_AFC

  • 154-177E 
COL_185V_B+90v_BOOST UP_25V_12V_GND_ABL_H_AFC

JVC
  • 21" BSC25 - 0262
COL_B+115V_AFC_NC_24V_GND_H_ABL_185V_ GND
JVC AV20NX
  • 21" JF0501 - 3241 / QQ0189 - 001
 Col_B+115v_ AFC_-12V_+12V_Gnd_HT_ABL_185v_Gnd

FUJITEC lama
  • BSC22 - 2314H
  • JF0501-1903
  • FCM14A032
  • KFS 60844
COL_B+115V_180V_16V_24V_H_GND_ABL_AFC_NC


PANASONIC
  • TLF14695F/Alpha Gold
  • TLF 15610 F
  • TLF 15611 F
  • KFS60844
Col_B+_Gnd_PS sink -_25v_Ht_185v_Abl_Nc_PS sink+
  • 20" TLF 4N052
Col_B+115v_Nc_24v_H_180v_Gnd_Gnd  (R2W 1 ohm)_16v_ABL
  • ZTF N82014B
Col_B+140v_Nc_+16v_Gnd_H_Gnd_ABL_-16v_ 180v
  • 21" G4GAM3F2

Col_B+90v_180v_Nc_Nc_Nc_Nc_Abl_Gnd_Ht

SANSUI
  • JF0501 -1206
  • JF0501-1204
COL_B+115V_185V_16V_24V_H_GND_ABL_AFC_NC
 
LG  

           20": 6174 - 600E
                              Col_185v_B+115V_Gnd_-14v_+14v_Gnd_ABL_H_AFC
  • 21" BSC24-3366J (Super Slim)

    • 21" 6174V-6006H (Flat & Super Slim)
COL_185V_B+115V_GND_Nc_24V_Nc_ABL_H_AFC
  • 29" 6174Z - 5003A
Col_B+115v_+14v_-14v_200v_Gnd_Nc_28v_ABL_H


LG ultra Slim 
  • 21" BSC25-N0363 
  • 29" BSC26-N2138
Col_B+115V_+14V_-14V_200V(Video)_Gnd_Inner_26V_Abl_H

LG super slim
  • 6174913002A
  • BSC24-3366J
COL_185V_B+115V_GND_Nc_24V_Nc_ABL_H_AFC

TOSHIBA
  • 14" TFB 4067 BD 
  • 21" TFB 4125CH
  • 21" TFB 4213AG (Flat)
  • 29" TFB 4086A
COL_B+115V_185V_GND_NC_24V_12V_ABL_H_AFC
POLYTRON / DIGITEC
  • 20" FCM 20 B 061N 
  • 21"JF 0501- 19577
COL_B+115V_GND_NC_185V_H_NC_ABL_+12V_-12V

  • 21" JF0501-195913
  • 21" FTK-21R011UN

Col_B+115V_Gnd_185v_Nc_H_25v_Bcl_12v_Afc

POLYTRON lama
  • 14" FCK 14A006
  • 20" FCM2015H
  • 20" FTK21R002
NC_NC_GND_185V_16V_H_24V_ABL_B+115V_COL
SAMSUNG 
  • FSV 14A004
  • FSV14A001
  • FSV20A001 
16,5V_AFC_H_24/40V_180V_GND_NC_ABL_B+125V_COL

  • FOK14A001 
  • FSV-14A004C
  • FSV-14A004H
  • FSA-38031M
  • FSA 173 B
  • AA26-002101A
 +16,5V_24V_H_-16V,5_185V_GND_NC_ABL_B+125V_COL
  • 14/21" Flat FOK14B001
Col_NC_B+123V_NC_200V_Gnd_H_-16,5V_+16,5V_ABL

TV China
  • BSC 25 Z 603F
  • BSC 25 - 4813A
  • BSC 25 - N1003A
  • BSC25 - N0608
TP1_COL_TP2_B+115v_TP3_TP4_GND_H_ABL_NC(180V)

  • BSC24-014001D
  • BSC25-N0321
  • BSC25-N1534
  • BSC25-N1634
  • BSC25-Z1003
  • BSC25-Z2705    
  • BSC25-Z2706
  • BSC25-N0313
  • BSC25-F1125A

TP1_COL_TP2_B+115v_TP3_TP4_GND_H_ABL_AFC
TV China
  • BSC 25 - 2004PR
COL_B+115v_NC_AFC_GND_H_ABL_NC_TP1_TP2 

  • BSC24-01N4014K
  • BSC25-T1010A
T1_COL_T2_B+115v_T3_T4_GND_H_ABL_180V

SANYO 
  • 21" L 40 B 15300 / L40B17100 
  • JF0501-32639 (SANYO SLIM 21")
COL _B+115V_NC_185V_AFC_ABL_NC_LOW B_H_GND

SANYO SLIM FLAT 29"
  •  BSC26-2629S part no: ILB4L40B07500
 Col_B+140v_Nc_Video 185v_Afc_Abl_Nc_Low B_H_Gnd
 Tr Hor D2634
TCL
  • 21" BSC 25 - 0299D 
  • JF0501-1914
  • BSC25 - 0231
  • 21" BSC25-0284C
  • BSC 66G (124-3810)
  • BSC25-0211
  • JF0501-1909A
  • JF0501-1214
185V_COL_AFC_B+115V_12V_24V_ABL_GND_NC_H
 
TV China 
  • 29" BSC26 - 3606A
Col_B+115V_NC_AFC_GND_H_ABL_T1_T2_T3
TV China 
  • 29" BSC28 - N2329
Col_TP2_B+115V_GND_185V_NC_NC_ABL_H_AFC
TV SAMSUNG 
  • 29" FUH29A001 (B+ 135v)
  • SAMSUNG FLAT SLIM 29" JF0501 - 91911 (FQH29A003) (B+125v)
  • 21" SLIM FQH21A004 / BSC25-0217G / AA26-00305A / FUH29A001B (S) (B+120/125V)
COL_NC_B+125V_NC_200V_GND_H_-16,5V_+16,5V_ABL


KONKA 
  • 14" BSC25-2023S
  • 14" BSC25 - 0106
  • 21" BSC25-2666S
  • 20" BSC25-0111
COL_185V_B+115V_GND_AFC_14V_ABL_H_NC_NC
  •  21" BSC25-0146
 Col_185v_B+115_Gnd_Nc_Nc_Abl_Ht_Gnd_Afc

SONY
  • 8-598-858-00
  • 8-598-831-00
  • 8-598-811
  • 1-453-284-11
COL_B+_200V_H_GND_-13V_GND_+13V_NC_ABL

SONY  Trinitron
  • 29" 1-439-423-32

H1_H2_180v_B+_Col_14V_Abl_Nc_26v_Nc_Gnd

RCA
  • 14" 6174Z - 8006A 
B+110_Col_6.5V_Gnd H_H_Abl_-12V_Gnd_180v_+12v

PHILIPS
  • 29" JF0501 - 9185
  • BSC25 - N2319
  • BSC25 - N2911
Col_B+125v_180v_Afc_H_8v_12v_ABL_45v_Gnd 

SANKEN 
  • 21" BSC24-01N4004U
  • JF0501 - 19959
  • BSC25 - 0235A
  • BSC25-N 0103
Col_ B+115_+14V_-14V_Gnd_Ht_Afc_Abl_Nc_180v

PIN PROTEKSI POLYTRON

Polytron
Model / Series
Detektor
Yang Dideteksi
Tegangan Normal
Menonaktifkan Proteksi
DIVA Series, DIPE Series
Pin No.62 IC HBT-00-0X
Vertikal Output
5 Volt
Suntik Pin No.62 tegangan 5V
EXCEL Series
Pin No.61 STV223X
BCL (Beam Current Limiter)
5 Volt
Lepaskan J345
BML Chasis (MX5203MS, MX-20323)
Pin No16 IC701(HBM-00-XX)
Vertikal Output
5 Volt
Suntik Pin No.16 tegangan 5V
Pin No.46 IC301 (STV228X)
BCL (Beam Current Limiter) Lewat D304
5 Volt
Lepaskan D304

 

 

 

 

 

 

PIN PROTEKSI TV PANASONIC

Panasonic MN152810TT, AN5606K
Masukan Proteksi
Detektor
Yang Dideteksi
Tegangan Normal
Menonaktifkan Proteksi
Pin No.20 IC601 (0 Volt)
R428 (56K)
Vertikal Output
R428 = 0 Volt
Lepaskan R428
D522
Heater / X-ray
Anoda D522 = 0 Volt
Lepaskan D522
Q451
Tegangan 24V
Collector Q451 = 0 Volt
Lepaskan Q451
Q503
Tegangan 12V.
Collector Q503 = 0 Volt
Lepaskan Q503
Pin No.50 IC1102 (5.3 Volt)
Q1136
Sinkronisasi Video
Pin No.50 IC1102 = 5.3 Volt
Lepaskan Q1136

Panasonic MN152810TTD6, AN5607K
Masukan Proteksi
Detektor
Yang Dideteksi
Tegangan Normal
Menonaktifkan Proteksi
Pin No.20 IC601 (0 Volt)
R474 (47K)
Vertikal Output
R474 = 0 Volt
Lepaskan R474
Q451
Tegangan 24V
Collector Q451 = 0 Volt
Lepaskan Q451
Q503
Tegangan 12V
Collector Q503 = 0 Volt
Lepaskan Q503
Pin No.50 IC1102 (5.3 volt)
Q1136
Sinkronisasi Video
Pin No.50 IC1102 = 5.3 Volt
Lepaskan Q1136




Panasonic GOLD Series, MN1528111, AN5192K-A
Masukan Proteksi
Detektor
Yang Dideteksi
Tegangan Normal
Menonaktifkan Proteksi
Pin No.55 IC601 (0 Volt)
D544 (MA410B)
X-ray
Anoda D544 = 0 Volt
Lepaskan D544
R426 (56K)
Vertikal Output
R426 = 0 Volt
Lepaskan R426
Q503 (A564)
Tegangan 12V
Collector Q503 = 0 Volt
Lepaskan Q503
Q451 (A564)
Tegangan 24V
Collector Q451 = 0 Volt
Lepaskan Q451

Panasonic MX-5A Chassis, MN1871681TFK, M52770ASP
Masukan Proteksi
Detektor
Yang Dideteksi
Tegangan Normal
Menonaktifkan Proteksi
Pin No.36 IC601 (0 Volt)
D590 (MA4108)
X-ray
Anoda D590 = 0 Volt
Lepaskan D590
Q580 (B709)
Tegangan 24V
Collector Q580 = 0 Volt
Lepaskan Q580
Q581 (B709)
Tegangan 9V
Collector Q581 = 0 Volt
Lepaskan Q581

 

 

 

 

 

 

 

 

PIN PROTEKSI SHARP

Chasis UA-1, Menggunakan IC IX3368CEN1-5 Atau IX3410CEN1-5
Masukan Proteksi
Detektor
Yang Dideteksi
Tegangan Normal
Menonaktifkan Proteksi
Pin No.8 IC801 (3,3 V)
Menonaktifkan Proteksi utama,
Lepaskan Jumper J223
D609
Tegangan 8V
Anoda D609 = 3.3 Volt
Lepaskan D609
D606
ABL / X-ray
Anoda D606 = 3.3 Volt
Lepaskan D606
D614, Q603
Heater / X-ray
Anoda D614 = 3.3 Volt
Collector Q603 = 3.3 Volt
Lepaskan D614
Lepaskan Q603
D752
Tegangan 5V
Anoda D752 = 3.3 Volt
Lepaskan D752
D504
Tegangan 16V (Sound Amp)
Anoda D504 = 3.3 Volt
Lepaskan D504
D502
Tegangan 45V (Vertikal)
Anoda D502 = 3.3 Volt
Lepaskan D502
D503
Vertikal Output
Anoda D503 = 3.3 Volt
Lepaskan D503
D613
Tegangan 180V
Anoda D613 = 3.3 Volt
Lepaskan D613








Chasis UA-1 (Lubang), Menggunakan IC IX3368CEN7
Masukan Proteksi
Detektor
Yang Dideteksi
Tegangan Normal
Menonaktifkan Proteksi
Pin No.8 IC801 (3,4 V)
Menonaktifkan Proteksi utama,
Lepaskan Jumper J208 dan D203
D203
Tegangan 33V (Tuner)
Anoda D203 = 3.4 Volt
Lepaskan D203
D607
Tegangan 190V
Anoda D607 = 3.4 Volt
Lepaskan D607
D604, Q603
Heater / X-ray
Anoda D604 = 3.4 Volt
Collector Q603 = 3.4 Volt
Lepaskan D604
Lepaskan Q603
D601
ABL / X-ray
Anoda D601 = 3.4 Volt
Lepaskan D601
Q501
Tegangan Supply Vertikal
Collector Q501 = 3.4 Volt
Lepaskan D501

Menggunakan IC IX 2938CE, TB1226
Masukan Proteksi
Detektor
Yang Dideteksi
Tegangan Normal
Menonaktifkan Proteksi
Pin No.30 IC1001 (5,1 V)
D616
Tegangan 9V
Anoda D616 = 5.1 Volt
Lepaskan D616
D607
Tegangan 180V
Anoda D607 = 5.1 Volt
Lepaskan D607
Q607
Heater / X-ray
Collector Q607 = 5.1 Volt
Lepaskan Q607
D606
ABL / X-ray
Anoda D606 = 5.1 Volt
Lepaskan D606
D611
Tegangan 5V
Anoda D611 = 5.1 Volt
Lepaskan D611
D201
Tegangan 9V
Anoda D201 = 5.1 Volt
Lepaskan D201

Menggunakan IC IX 2694, M52340
Masukan Proteksi
Detektor
Yang Dideteksi
Tegangan Normal
Menonaktifkan Proteksi
Pin No.38 IC1001 (0 V)
D606
Heater / X-ray
Anoda D606 = 0 Volt
Lepaskan D606
D616
ABL / X-ray
Anoda D616 = 0 Volt
Lepaskan D616
Q603
ABL / X-ray
Collector Q603 = 0 Volt
Lepaskan Q603
D610
Heater / X-ray
Anoda D610 = 0 Volt
Lepaskan D610

Chasis G2 Menggunakan IC IX 3031CE, TB1226
Masukan Proteksi
Detektor
Yang Dideteksi
Tegangan Normal
Menonaktifkan Proteksi
Pin No.30 IC1001 (3,3 V)
D618
Tegangan 9V
Anoda D618 = 3,3 Volt
Lepaskan D618
D607
Heater / X-ray
Anoda D607 = 3,3 Volt
Lepaskan D607
Q607
Heater / X-ray
Collector Q607 = 3,3 Volt
Lepaskan Q607
D606
ABL / X-ray
Anoda D606 = 3,3 Volt
Lepaskan D606
D611
Tegangan 5V
Anoda D611 = 3,3 Volt
Lepaskan D611







GA-4M Chasis, Menggunakan IC IXB226WJ, M61260
Masukan Proteksi
Detektor
Yang Dideteksi
Tegangan Normal
Menonaktifkan Proteksi
Pin No.7 IC1001 (4.5 V)
D605
Tegangan 185V
Anoda D605 = 4,5 Volt
Lepaskan D605
D608
ABL / X-ray
Katoda D607 = 4,5 Volt
Lepaskan D608
Q603
Heater
Collector Q603 = 4,5 Volt
Lepaskan Q603
D203
Tegangan 33V (Tuner)
Anoda D203 = 4,5 Volt
Lepaskan D203
D1091
Tegangan 9V
Anoda D606 = 4,5 Volt
Lepaskan D1091
Pin No.6 IC1001 (3.4 V)
D1010
Tegangan 15V
Pin No.6 IC1001 = 3.4 Volt
Lepaskan D1010














Chasis GA-6, Menggunakan IC IXB725WJ, Chasis GA-7 Menggunakan IC IXB855WJZZ
Masukan Proteksi
Detektor
Yang Dideteksi
Tegangan Normal
Menonaktifkan Proteksi
Pin No.63 IC801 (4.1 V)
D1005
Tegangan 9V
Anoda D1005 = 4,1 Volt
Lepaskan D1005
D608
ABL / X-ray
Katoda D608 = 4,1 Volt
Lepaskan D608
Q603
Heater
Collector Q603 = 4,1 Volt
Lepaskan Q603
D805, D203
Tegangan 33V (Tuner)
Anoda D805 & D203 = 4,1 Volt
Lepaskan D203
D204
Tegangan 5V (Tuner)
Anoda D204 = 4,1 Volt
Lepaskan D204
Pin No.7 IC801 (3.9 V)
D1002
Power supply (AC-Detect)
Pin No.7 IC801 = 3.9 Volt
Lepaskan D1002
Pin No.8 IC801 (0.6 V)
R523
Vertical
Pin No.8 IC801 = 0.6 Volt
Lepaskan R523

Menggunakan IC IXC080WJN5Q
Masukan Proteksi
Detektor
Yang Dideteksi
Tegangan Normal
Menonaktifkan Proteksi
Pin No.63 IC801 (4.1 V)
Menonaktifkan Proteksi utama,
Lepaskan Jumper J497
D1108
Tegangan 5V
Anoda D1008 = 4,1 Volt
Lepaskan D1108
D605
Tegangan 185V
Katoda D605 = 4,1 Volt
Lepaskan D605
D608, D607
ABL / X-ray
Katoda D608 = 4,1 Volt
Lepaskan D608
Q603, D604
Heater / X-ray
Collector Q603 = 4,1 Volt
Lepaskan Q603
D203
Tegangan 33V (Tuner)
Anoda D203 = 4,1 Volt
Lepaskan D203
D1105
Tegangan 5V
Anoda D1105 = 4,1 Volt
Lepaskan D1105
Pin No.64 IC801 (3.9 V)
D1002
Power supply (AC-Detect)
Pin No.64 IC801 = 3.9 Volt
Lepaskan D1002
Pin No.65 IC801 (0.6 V)
R523
Vertical
Pin No.65 IC801 = 0.6 Volt
Lepaskan R523

Menggunakan IC IXC688WJ / IC IXC844WJ
Masukan Proteksi
Detektor
Yang Dideteksi
Tegangan Normal
Menonaktifkan Proteksi
Pin No.81 IC801 (4.1 V)
D1108
Tegangan 5V
Anoda D1008 = 4,1 Volt
Lepaskan D1108
D605
Tegangan 185V
Katoda D605 = 4,1 Volt
Lepaskan D605
D608, D607
ABL / X-ray
Katoda D608 = 4,1 Volt
Lepaskan D608
Q603, D604
Heater / X-ray
Collector Q603 = 4,1 Volt
Lepaskan Q603
D203
Tegangan 33V (Tuner)
Anoda D203 = 4,1 Volt
Lepaskan D203
D1105
Tegangan 5V
Anoda D1105 = 4,1 Volt
Lepaskan D1105
Pin No.82 IC801 (3.9 V)
D1002
Power supply (AC-Detect)
Pin No.82 IC801 = 3.9 Volt
Lepaskan D1002
Pin No.83 IC801 (0.6 V)
R523
Vertical
Pin No.83 IC801 = 0.6 Volt
Lepaskan R523

 

 

 

PIN PROTEKSI SANYO

Sanyo
Model / Series
Masukan Proteksi
Detektor
Yang Dideteksi
Menonaktifkan Proteksi
Chasis FC-3A
Pin No.27 IC Micom
(LC 8634XX / LC 8632XX, QXXAVB864P, QXXAVC044P)
Me-nonaktifkan protek utama,
lepaskan R830 (1 K ohm)
Q527
Vertical
Lepaskan RQ527
D681
Tegangan 9V
Lepaskan D681
D682
Tegangan 24V
Lepaskan D682
Q449, D468
X-Ray
Lepaskan Q449 & D468
D664
Tegangan 12V
Lepaskan D664
D486
Tegangan 180V
Lepaskan D486
Chasis EB-2A, AA1-A
Pin No.31 IC Micom (QXXAAC22XX)
D392
Tegangan 24V
Lepaskan D392
D393
Tegangan 12V
Lepaskan D393
D391
Tegangan 180V
Lepaskan D391
Chasis AC-1A
Pin No.41 IC Micom (QXXAAC23XX)
D445
ABL/X-Ray
Lepaskan D445
D492
Tegangan 180V
Lepaskan D492
D655
Tegangan 8V
Lepaskan D655
D654
Tegangan 12V
Lepaskan D654
Q527
Vertikal Out
Lepaskan Q527
D646
Tegangan 24V
Lepaskan D646
Chasis A-3A
Pin No.15 IC Micom (M34300N4-XXXSP)
D792
Tegangan 9V
Lepaskan D792
CG21XS2
Pin No.23 IC Jungle (LA769XX)

Power fail
Lepaskan J830

PIN PROTEKSI SONY

Sony
Model / Series
Masukan Proteksi
Menonaktifkan Pusat Proteksi
Detektor
Yang Dideteksi
Menonaktifkan Proteksi
Chasis BG-2T
Pin No.50 IC 301(TDA8844) = 1.5V
Lepaskan R368 (1KΞ©)
R369 (1.2MΞ©)
ABL
Lepaskan R369
D501
X-Ray
Lepaskan D501
Chasis BG-2S
Pin No.50 IC 01(TDA8374) = 1.5V
Lepaskan R341 (1KΞ©)
D1505
Vertikal
Lepaskan D1505
R319 (1.2MΞ©)
ABL
Lepaskan R319
D591
X-Ray
Lepaskan D591
Chasis BG-2
Pin No.48 IC 01(TDA8366) = 1.5V
Lepaskan R341 (1KΞ©)
D1505
Vertikal
Lepaskan D1505
R319 (1.2MΞ©)
ABL
Lepaskan R319

PIN PROTEKSI LG

LG
Model / Series
Masukan Proteksi
Menonaktifkan Pusat Proteksi
Detektor
Yang Dideteksi
Menonaktifkan Proteksi
Chasis MC-83A
Pin No.8 IC 01(M37272M) = 4V
Lepaskan Q16 (C3198Y)
D401
Heater / X-Ray
Lepaskan D401
D402
Tegangan 115V
Lepaskan D402
Chasis MC-84A
Pin No.41 IC 01(CXP86324) = 3.8V
Lepaskan R57 (100 Ξ©)
D301
Tegangan 16V
Lepaskan D301
D303
Tegangan 45V
Lepaskan D303
D744
Heater / X-Ray
Lepaskan D744
Chasis MC-64A
Pin No.20 IC 01(LG8634-15D) = 5V
Lepaskan JP102
Q302
Vertikal Output
Lepaskan Q302
D408
Tegangan pada T402
Lepaskan D408
D415
Tegangan 8V
Lepaskan D415
D8002
Heater / X-Ray
Lepaskan D8002
D416
Tegangan 8V
Lepaskan D416
Chasis MC-059
Pin No.25 IC 501(LG631) = 5V
Lepaskan Q16(C103)
Q403
Tegangan 110V
Lepaskan R423 (12K)
D303
Vertikal
Lepaskan D303
D401
Heater / X-Ray
Lepaskan D401


Cara kerja protek pada IC HBT-00-026 sama seperti cara kerja ic program pada umumnya , yaitu apabila tegangan di pin protek di (0) kan maka ic akan memberi perintah protek/stanby.
Protek pada polytron MX 6202 di sadap dari denyut vertical blanking.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGXimiYrpl51yCocTZSwN2S_5dPqKRwAeiYWA7W1i2mUyfArxBrkJJdfxqhl8CVdt71s1jm3Z7Fh1VO_D28hai6k6fkJQ0bFQ3HbV3X9KZaLII2CNJCupEbD5QdPaq-qe902KOTPLw2Kk/s400/Untitled-1+copy.jpg

Setelah tv nyala ,ic vertikal bekerja di pin Vblk mengeluarkan denyut sinkronisasi (biasanya di manfaatkan untuk sinkronisasi disply vertical) tapi untuk type ini di pakai untuk mensuply tegangan protek. Elko 1uF berfungsi untuk menahan tegangan DC dan meloloskan tegangan AC. Lalu di searahkan oleh deoda dan hasil tegangannya dipakai untuk memberi tegangan di pin protek IC HB-00-026.
Untuk Type ini melumpuhkan protek tidak bisa dengan memotong jamper/jalur,apalagi dengan mencabut ic vertical , karena tegangan di pin protek di dapat dari frekwensi vertical . berbeda dengan type lain pada umumnya, tegangan protek didapat dari B+ melalui resistor dan apabila terjadi kerusakan baru di (0) kan oleh deoda seperti post sebelumnya.
Penulis pernah mengalami protek pada type MX 6202 ini. semuanya tegangan normal vertical juga normal Vblk signal normal, setelah ukur di pin protek HB00-026 pin 62 tegangan Cuma ada 2volt setelah di periksa ternyata elco 1uF kering ,jadi tidak bisa nenghantarkan tegangan ac dengan sempurna.untuk mengatasinya ganti elco 1uf atau dengan nilai yg lebih besar seperti dengan nilai 47 uf..

Sistim protek Sanyo dengan QXXAVB908 dan QXXAVB889

  • Protek input ic mikrokontrol QXXAVB908 adalah pin-24 dimana pada kondisi normal mempunyai tegangan “high”. Jika tegangan berubah menjadi “low” maka akan menyebabkan protek aktip bekerja
  • Untuk melumpuhkan semua fungsi protek – maka dapat dilepas R854

clip_image002

Sampling protek
Untuk melumpuhkan
  • Tegangan 9v dari regulator Q661
  • Lepas D681
  • Tegangan 26V dari transistoryang dikontrol switch on-off Q683
  • Lepas D682
  • Kerja bagian Vertikal-out yang disampling dengan transistor Q527 normal tegangan basis adalah nol
  • Lepas Q527


Service mode SHARP

Kumpulan macam-macam cara Service Mode Sharp
Cara.1 (model lama)
  • Cari sebuah switch NORMAL – SERVICE
  • Bentuknya mirip switch yang digunakan pada bagian vertikal
  • Lokasi ada pada main-pcb bagian belakang dekat dengan TUNER
  • Untuk masuk service mode – pindah ke posisi SERVICE
 
Cara.2
  • Power on
  • Pastikan adjustment gambar pada posisi NORMAL (dengan remot)
  • Short-kan JA137 & JA138 sekitar 1 detik kemudian lepas lagi, maka akan masuk pada service mode.
  • Navigasi menggunakan Ch dan Vol
  • Untuk exit matikan pesawat
Ganti IC memori baru (kosong)
  • Power off
  • Short-kan terus sementara JA137 dan JA138
  • Hidupkan pesawat
  • Tunggu sekitar 30 detik otomatis data default kan ditulis kedalam memori
 
Cara.3
  • Main-switch off atau cabut power-cord (kabel listrik)
  • Tekan dan tahan secara bersamaan Vol-down dan Ch-up pada front panel
  • Hidupkan pesawat
  • Navigasi menggunakan Ch dan Vol dengan remote
  • Exit matikan main-switch (data disimpan secara otomatis)
 
Cara.4 (slim dengan UOC kotak)
  • Power on
  • Pastikan adjustment gambar pada posisi NORMAL (dengan remote)
  • Shortkan pin-5 Mikrokontrol sekitar 1 detik dan lepas kembali (atau JA483 dengan JA484)
  • Tekan MENU untuk memilih MODE yang akan diadjust (Adjust Mode, Check mode, Option mode dll)
  • Navigasi menggunakan Ch dan Vol
  • Tunggu sekitar 4 detik sebelum pindah ke adjustment lainnya agar data disimpan dahulu secara otomatis
Ganti memori baru (kosong)
  • Power off
  • Shortkan terus sementara pin-5 Mikrokontrol ke ground (atau JA483 dengan JA484)
  • Hidupkan pesawat
  • Tunggu sekitar 30 detik dan otomatis data default akan ditulis kedalam memori
  • Jika data default gagal – kemungkinan dapat disebabkan karena ABL britnes terlalu terang atau ada problem pada ABL
 
Cara.5
  • Tekan MENU pada remote
  • Selanjutnya tekan angka 4-7-2-5
  • Navigasi menggunakan Ch dan Vol
  • Untuk exit matikan pesawat

Mengganti UPS Astello untuk STR-F6653 pada Sharp

Sharp menggunakan STR-F6653 power suply tidak mau kerja (tidak mau stand-by) sedangkan tegangan pada elko besar normal. Ciri keruskan jika pada pin-4 tegangan diukur tidak dapat naik mencapai 19v (merupakan tegangan start Vcc bagian driver)
Beli STR-F6653 pada salah satu toko terkenal dengan harga 11rb tidak dapat dipakai. Coba beli ditoko lain yang harganya 19rb ternyata hasilnya tetep sama saja, part tidak dapat dipakai.
image 
Achirnya kami putuskan untuk diganti menggunakan Universal Power Suply Astello, yang selama ini pasti tidak pernah gagal digunakan.
Sharp model ini tegangan B+ saat “stand-by” tegangannya sangat rendah, tidak sama dengan tegangan pada saat “power on”. Sedangkan jika diganti dengan Estello maka tegangan B+ nantinya akan “tetap sama”. Hal semacam ini kemungkinan dapat menyebabkan masalah , seperti misalnya.
  • Saat power-on pesawat hidup normal, tetapi begitu dibuat st-by ada part yang terbakar
  • Saat st-by bagian horisontal tetap kerja (tapi raster gelap)
Sehingga mengganti dengan estello kadang perlu dilakukan modifikasi.
Sirkit pada sekunder power suply harus dipelajari dulu
image
Saat stand-by
  • Pada saat st-by tegangan keluaran dari sekunder tranfo switching masih rendah semuanya.
  • SCR D762 dikontrol “on-off” oleh mikrokontrol. Dan pada saat st-by pada kondisi “on” atau menghantar. Suply untuk Vcc mikrokontrol diberikan dari pin-17 tranfo switching >> D757 >>SCR>> elko C756 (11.5v) selanjutnya ke ic regulator 3.3v
Saat power-on
  • Saat power –on maka semua tegangan keluaran sekunder tranfo switching akan naik semua.
  • Tegangan pada pin-17 juga akan ikut naik. Oleh karena itu SCR harus dibuat menjadi “off”. Seandainya SCR tetap “on” maka dapat menyebabkan tegangan pada elko C756 akan naik dan mengakibatkan elko meletus.
  • Sebagai gantinya tegangan pada elko C756 (11.5v) akan diberikan dari pin-12 tranfo switching >>D751.
Kesimpulan.
  • Memasang Astello pada sirkit Sharp seperti contoh diatas, karena semua tegangan sekunder tranfo switching pada kondisi normal (tinggi), maka SCR D762 harus dilepas.
Catatan :
  • Setelah memasang dengan Astello maka perlu diperiksa tegangan B+ pada saat st-by
  • Umumnya tegangan akan naik sekitar 10 ~ 15%
  • Jika tegangan melebihi tegangan kerja elko B+ berarti ada masalah. Biasanya disebabkan karena elko B+ nilai kapasitas menurun

MEMAHAMI MASALAH DAN CARA KERJA STR IC REGULATOR

Yang dimaksud dengan STR pada tulisan ini misalnya adalah regulator Sanken seri STR-F/G/W dan Fairchild seri KA05Q

Adalah merupakan ic Quasy Resonant Flyback (QRF) Swiching Regulator yang terdiri dari (a) kontrol IC dan (b) power MOSFET yang dikemas menjadi satu kesatuan. Regulator ini didesain sehingga hanya membutuhkan sedikit komponen luar.
imageSanken
Cara kerja

1. UVLO (under voltage lock out)
Regulator akan mulai bekerja jika tegangan Vcc start-up pada pin-4  mencapai 16v. Setelah power suply bekerja selanjutnya tegangan Vcc akan diganti disuply dari tanfo switching melalui sebuah diode penyearah. Pada saat sirkit telah bekerja jika tegangan Vcc kurang dari 15V, kontrol regulator akan masih tetap bekerja. regulator akan berhenti bekerja (protek)  jika tegangan suply Vcc drops hingga kurang dari 11v.

2. Kontrol umpan balik (pin-1)
Regulator bekerja menggunakan sistim PWM, dimana agar tegangan keluaran B+ stabil dikontrol oleh sirkit umpan balik dari tegangan keluaran B+ >>> photo-coupler >>> pin-1. Sebuah kapasitor dipasang pada pin-1  digunakan untuk mencegah agar kalau ada gangguan noise tidak mengganggu sistim kerja.

3. Soft start (pin-5)
Pada saat power dihidupkan pertama kali, maka sirkit uman balik belum bekerja karena belum ada tegangan keluaran B+. Hal ini menyebabkan arus start yang berat pada MOSFET. Untuk mencegah hal ini maka regulator diperlengkapi dengan sirkit soft start secara internal dan sebuah kapasitr  filter eksternal.
Jika power suply digunakan untuk Monitor misalnya, maka frekwensi  regulator perlu disinkronisasi. Sinyal sinkronisasi dari luar dapat di-inputkan lewat pin-5

4. Protektor
Regulator diperlengkapi dengan macam-macam protektor.

    Over-current protektor (OCP) atau Over Load protektor (OLP). Misalnya jika terjadi kerusakan pada flyback atau def yoke, maka akan menyebabkan beban tegangan B+ over. Jika terjadi hal demikian maka regulator akan mati protek sehingga IC tidak rusak. Sebagai sensor over current adalah resistor dengan nilai kecil yang dipasang pada pin-2 ke ground.
    Short protektor. Jika tegangan keluaran B+ short, maka regulator akan mati protek.
    Over-voltage protektor (OVP). Regulator yang tidak diperlengkapi dengan protektor maka jika jalur umpan balik terputus dapat menyebabkan tegangan keluaran dari tanfo switching naik atau power regulator rusak.. Dengan OVP regulator akan mati protek jika tegangan suply Vcc pin-4 naik melebihi 22.5v.
    Thermal protektor. Regulator akan berhenti bekerja jika temperatur mencapai 140 derajat celcius.


6. Auto start.
Regulator akan auto start secara otomatis jika mati sendiri (protek) setelah OVP atau OCP

Trobelshuting

1. Tidak dapat start.
Dapat disebabkan karena :

    Tidak ada tegangan suply start-up Vcc atau tegangan kurang dari 16v
    Elko filter tegangan suply Vcc kering.


2. Led indikator kedip-kedip
Kalau diperiksa tegangan suply Vcc goyang-goyang. Hal ini disebabkan karena regulator hidup-mati karena OVLO kerja., regulator mati-protek dan hidup auto start secara berulang. Kalau dimatikan elko besar biasanya masih menyimpan sisa muatan.
Dapat disebabkan karena :

    Elko filter tegangan suply Vcc pada pin-4 kering. Ganti dengan nilai yang sama atau sedikit lebih besar.

    men-triger UVLO

    kapasitor filter pada input umpan pin-1 balik kering nilai menurun

    men-triger OLP

    Diode penyearah dari tranfo switching rusak (kadang kalau diperiksa dengan avo-meter nampak seperti masih bagus)

    menyebabkan tegangan suply Vcc dari tranfo switching drops (UVLO)

    Kerusakan part atau jalur putus pada sirkit umpan balik dari tegangan B+ ke regulator lewat photocoupler

    men-triger OVP

    Elko filter tegangan B+ kering

    men-triger OVP

    Salah satu tegangan keluaran dari bagian sekunder tranfo switching ada yang short (beban over)

    mentriger OLP

    Kapasitor soft start nilai menurun

    mentriger OLP

3. Timbul gangguan suara (noise)
Dapat disebabkan karena :

    Gulungan tranfo kendor.
    Kalau ada kapasitor keramik - kadang dapat menimbulkan gangguan noise karena mempunyai karakteritik piezoelectrik seperti kristal resonator. Ganti dengan kapasitor film.


4. Saat st-by tegangan normal. Tetapi ketika power di-on-kan regulator langsung mati protek tidak ada tegangan pada bagaian sekunder. Elko besar masih menyimpan muatan.
Dapat disebabkan karena :

    Sensor OVP resistor nilai kecil pada pin-2  ke ground nilai molor sehingga men-triger OLP atau OCP.
    IC regulator rusak

Catatan : Hati-hati ketika  regulator tidak kerja. Karena mungkin elko besar masih menyimpan muatan ketika dimatikan.





















No comments:

Post a Comment