Wednesday, June 8, 2016

PELAKSANAAN PERAWATAN BERKALA UNTUK MOBIL



PELAKSANAAN PERAWATAN BERKALA

1. Baut kepala silinder
Kencangkan satu per satu baut kap silinder sesuai urutan  yang di tunjukkan pada gambar 5.3. Lihat spesifikasi momen pengencangan menurut model mesin yang diservis momen pengencangan

 
2. Celah katup
Periksa celah katup dengan feeler gauge. Lihat spesifikasi celah katup menurut modal mesin yang diservis
- Celah katup isap = . . .
- Cclah katup buang = ....
Lihat prosedur lebih jelas pada tune-up mesin.


3. Mur saluran isap dan buang
Kencangkan mur saluran isap dan buang

 
Momen pengencangan lihat spesifikasi servis pada lampiran buku ini.

4. Tali kipus (drive belt)
a. Periksa keretakan atau cacat tali kipas.
b. Stel atau ganti bila perlu.
c. Periksa kelenturan tali kipas antara pompa air · alternator dengan menekan beban 10 kg.


5. Mengganti oli mesin
a. Panaskan mesin.
b. Buka tutup pengisi oli mesin agar oli mudah keluar. .
c. Buka sumbat buang keluar pada karter. 
d. Isi oli mesin sampai mcncapai tanda F pada stick ukur oli


Gunakan oli standar SAE yang diijinkan.

Catatan: 
Setelah mésin dihidupkan, periksa jumlah oli dan periksa

kebocoran pada sumbat buangan.

6. Mengganti saringan oli
Untuk memasang saringan oli, beri beberapa tetes oli mesin  pada
gasketnya. Setelah itu kencangkan dengan tangan.


7. Sistem pendinginan
a. Periksa cacat sobek dan kebocoran selang radiator.
b. Periksa cara kerja tutup radiator dengan memberikan tekanan
103 Kpa (1,05 kg/cm2 15 psi). Gunakan tutup radiator. 

Catatan:
- Jangan memberikan tekanan Iebih dari 103 Kpa (1,05 kg/cm2 15 psi)

Peringatan: 
- Jangan lepas tutup radiator ketika mesin panas. 
- Bungkus tutup radiator dengan kain tebal waktu membukanya 
- Waktu membuka tutup radiator kendurkan perlahan-Iahan
sampai ke atas. Setelah itu tunggu hingga tekanannya berkurang dan baru dibuka tutup radiator.


8. Mengganti air pendingin 
a. Buanglah air pendingin mesin dengan melepas sumbat buangan radiator.
b. Isikan air pendingin yang baru. Pastikan air yang diisikan bersih (jernih).


9. Elemen saringan udara
a. Periksa elemen saringan udara. Bersihkan bila terdapat kotoran atau debu dengan semprotan udara.
b. Gantilah elemen tersebut bila kondisinya sudah rusak.


10. AIiran bensin
a. Periksa sistem penyaluran bensin pada setiap sambungan nya dari kebocoran. Kalau ada yang basah atau kotor berarti ada kebocoran pada sambungan tersebut.
b. Ganti bila selang klemnya rusak.


11. Mengganti saringan bensin
Pasang saringan bensin sesuai arah aliran yang benar.


12. Platina Distributor
a. Periksa permukaan platina. Bila tidak rata gosok dengan ampelas atau kikir platina.
b. Periksa kelurusan bagian yang bersentuhan. Stel platina jika perlu. Cara penyetelan platina lihat tune-up mesin.


13. A k i
a. Periksa jumlah air aki. Jumlah air aki harus berada di antara lower level (min) dan upper level (max). Bila kurang tambahkan dengan air suling.
b. Periksa berat jenis aki dengan hidrometer. Lihat cara memeriksa berat jenis dan kondisi aki pada tune—up mesin


14. B u s i
a.  Periksa busi dari kebakaran, elektrodanya menipis, berkerak, dan porselinnya retak.
b.  Ukur celah busi ; stel atau ganti jika perlu.


15. Saat pengapian
Periksa saat pengapian. Lihat prosedur pemeriksaan dan penyetelan saat pengapian pada tune-up mesin


16. Mekanisme karburator
Periksa mekanisme karburator. Cara pemeriksaan dan penyetelan
mekanisme karburator diuraikan pada tune-up mesin


17. Minyak, selang,  dan sambungan rem
Periksa saluran minyak rem apakah pemasangan dan sambungannya benar. Jangan ada kebocoran, retak, Iuka, lecet, tergores atau cacat Iain pada saluran dan sambungan.


18. Minyak rem 
Pastikan minyak rem selalu mendekati garis "MAX" pada tabung
cadangan, bila perlu tambahkan minyak rem sampai tanda garis "MAX"


19. Pedal rem 
a. Periksa gerakan pedal rem.
b. Ukur ketinggian pedal. Bila perlu, sertai ketinggian pedal
dengan memutar saklar lampu rem, kemudian kencangkan mumya.
c. Ukurlah flens (spelling) pedal. Bila perlu stel dengan memutar push rod (pendorong) kemudian kencangkam mur penguncinya



20. Pedal kopling
a. Periksa keringanan gerakan pedal kopling
b. Ukur ketinggian pedal. Bila perlu stel dengan memutarkan stopemya, setelah itu kencangkan mur penguncinya.
c. Kendorkan mur pengunci dan stel speling garpu kopling. Setelah itu kencangkan mur penguncinya.


21. Rem cakram
a. Periksa kerja kaliper dari kemungkinan bocor.
b. Periksa keausan pad (bantalan).
c. Periksa kondisi dan ketebalan piringan rel


22. Rem tromol
a. Periksa kebocoran sllinder roda.
b. Periksa keausan dan kerusakan kanvas rem.
c. Periksa kondisi dan ukuran permukaan dalam dan diameter
tromol. Batas ketebalan kanvas rem: 1,0 mm.  


23. Unit power brake dan selang rem 
a. Periksa sambungan selang vakum dan 'check' valve dari keretakan.
b. Periksa power brake. Untuk memerikanya, injaklah pedal rem, berulang-ulang hingga gerakan pedal tidak berubah. Kemudian sambil menginjak pedal rem, star mesin. Saat itu pedal rem harus bergerak ke bawah sedikit.


24. Rem tangan
a. Tariklah tongkat rem tangan dengan kekuatan 10 kg. Ukurlah tongkat tersebut.
b. Bila perlu stel langkah tongkat tersebut dengan memutar mur penyetel.


25. Gerakan kemudi dan gear-housing
a. Periksa speling kemudi.
b. Periksa kerja sistem kemudi dan kelonggaran gear housingnya
c. Periksa kebocoran minyak kemudi pada gear housing dari Iumpur yang menempel padanya


26. Mekanisme kemudi
Periksa kerusakan dan kelonggaran mekanisme setir. Periksalah keadaannya sebagai berikut:
a. Tidak ada bergerak berlebihan pada ujung tie-rod.
b. Karat pelindung tidak rusak.
c. Ujung-ujung tie-rod tidak longgar dan gemuk berceceran.


27. Oli transmisi 
a. Periksa kebocoran oli transmisi. Bila ditemukan kebocoran,cari penyebab dan perbaiki.
b. Buka tutup lubang perigi.  Periksa oli transmisi.  mencapai bagian bawah lubang gerigi tersebut.


28. Gemuk pada bearing roda· 
a. Lepas hub bearing luar dan dalam.
b. Bersihkan bearing dengan pelarut dan semprot dengan kompresor hingga bersih.
c. Periksa kerusakan bearing dan hub. Ganti bila perlu.
d. Beri gemuk lithium untuk part-part berikut: 
- Permukaan yang berputar pada bearing.
- Antara bearing dan oil seal.
- Bibir oil seal.   
- Tutup gemuk.


29. Oli aksel belakang
a. Dengan melihat, periksa kebocoran oli pada aksel belakang, bila perlu ditemukan bocor, cari penyebabnya dan perbaiki.
b. Buka tutup lubang pengisi dan periksa oli sampai ke ujung bawah lubang tersebut.


30. Pemeriksaan ball joint suspensi
Periksa ball joint dam kerusakan kelonggaran atau kebocoran.


31. Pengencangan baut dan mur pada casis  dan bodi
a. Kencangkan semua baut dudukan mesin.
b. Kencangkan kembali baut dan mur yang kendur 
suspensi depan dan belakang sesuai spesifikasi.
c. Periksa mur roda. Bila perlu kencangkan dengan moment
pengencangan 9 - 11 kgm.

Gangguan-gangguan pada kepala mesin biasanya mempengaruhi
daya kerja mesin dan dapat didiagnosis dengan tes kompresi, suara suara berisik
di dalam mesin biasanya dapat diteliti dengan alat pendengar suara mesin
atau stetoscop bahwa sumbernya terletak pada kepala silinder.


Tekanan kompresi terlalu rendah:
a. Penyetelan katup/klep tidak tepat,
b. Tangkai klep terbakar atau bengkok,
c. Pembuka klep tidak tepat,
d. Pegas klep putus, '
c. Sil tangkai klep aus atau rusak, dan
f. Bush klep aus atau rusak.


Kepala silinder :
a. Gasket kepala silinder bocor atau rusak, dan
b. Kepala silinder berubah bentuk atau retak.


Silinder dan Torak:
a. Silinder atau cincin torak aus.
b. Torak tergores/jebol
c. Selinder terdapat goresan


Tekanan kompresi terlalu tinggi :
a. Ada kerak-kerak karbon berlebihan pada kepala torak atau ruang pembakaran,
b. Penyetelan udara masuk melalui karburator yang terlalu tinggi.


Suara berlebihan
a. Penyetelan klep tidak tepat,
b. Klep macet atau pegas klep patah,
c. Pelatuk atau poros bubungan aus atau rusak,
d. Rantai mesin longgar utau aus,
c. Penegang rantai mesin aus atau rusak, dan
f. Gigi sproket rantai mesin aus.


Putaran stasioner tidak rata, Kompresi mesin terlalu rendah, Terlalu banyak asap pada silinder/torak. :
a. Silinder, torak atau cincin torak telah aus,
b. Pemasangan cincin torak salah, dan
c. Torak atau dinding silinder tergores atau rusak.
d. terdapat kebocoran pada sil klep


Mesin terlalu panas:
a. Terlalu banyak kerak karbon pada torak atau dinding ruang pembakaran
b. pemakaian oli/pelumas mesin yang tidak tepat
c. pergantian oli/pelumas telat
d. pengoperasian perseneling yang kurang cermat


Suara mengetuk atau abnormal:
a. Torak dan silinder aus, dan
b. Terlalu banyak kerak karbon.
c. rantai mesin longgar
d. kam yang sudah aus
e. klep bengkok


Penyetelan katup :
1) Lepas tutup mesin sebelah kiri.
2) Lepas kedua tutup lubang pemeriksaan katup.
3) Putar rotor searah putaran motor (arah kiri) dan tempatkan tanda T pada rotor dengan tanda rumah poros engkol.
4) Pastikan bahwa motor pada akhir langkah kompresi.
5) Kendorkan mur pengikat dan baut penyetel katup.
6) Masukkan bilah ukur pada celah katup/klep.
7) Pcnyetelan dilakukan pada kondisi sepeda motor dingin (suhu di bawah 35"C).
8) setel celah katup sesuai data dengan cara memutur sekerup penyetel sampai terasa ada tahanan pada bilah ukur pada umumnya (celah klep isap dan buang. 0,05 mm).
9) Keraskan mur pengikat dan tahan sekerup penyetel.
10) Pasang tutup penyetelan katup.
I1) Pasang tutup mesin sebelah kiri.
12) Hidupkan mesin dan periksa kebocoran oli serta suara mesin.
13) Bila berisik, celah katup terlalu longgar.


Pemeriksaan torak dan cincin torak
1) Periksa dinding silinder terhadap goresan dan keausan.
2) Ukur dan catat diameter dalam silinder pada tiga bidang pada sumbu X dan Y, ambil pembacaan maksimum untuk menemukan keausan silinder.
3) Hitung jarak renggang antara torak dan silinder.
4) Ambil pembacaan maksimum untuk menentukan jarak renggang
5) Hitung ketirusan silinder pada tiga bidang pada sumbu X dan Y, ambil pembacaan maksimum untuk menentukan ketirusam
6) Hitung kelonjongan silinder pada tiga bidang pada sumbu X dan Y ambil pembacaan maksimum untuk menentukan kelonjongan.
7) Periksa. bagian atas silinder terhadap perubahan bentuk dengan menggunakan mistar pengukur kedataran dan bilah ukur.
8) Ukur kerenggangan antara cincin torak dan alurnya.
9) Periksa torak terhadap keausan atau kerusakan.

a. Pasang roda gigi penggerak primer pada ujung poros engkol.
b. Pasang bagian luar kopling pada poros utama.
c. Pasang cincin splain (perapat) menghadap keluar di atas permukaan datar bagian luar kopling.
d. Rakit pelat penekan kopling, kanvas kopling, pelat kopling, dan bagian tengah kopling.
e. Susun kanvas dan pelat kopling silih berganti.
f. Lapisi kanvas kopling baru dengan minyak pelumas mesin sebelum merakitnya.


Melepas tutup kanan bak mesin
(1) Keluarkan minyak mesin dan tampung dalam tempat yang bersih.
(2) Lepaskan mur penyetel rem belakang dan pegas pengembalian.
(3) Lepaskan baut-baut dan tutup kanan bak mesin.
(4) Longgarkan baut-baut dalam pola bersilang dalam 2-3 tahap.
(5) Lepaskan gasket dan dowel pin.


Melepas kopling
(1) Lepaskan sekerup-sekerup dan tutup rotor saringan oli.
(2) Lepaskan pompa oli.
(3) Tahan roda gigi penggerak primer dan roda gigi yang digerakkan dengan sebuah penahan roda gigi, lepaskan mur pengunci menggunakan perkakas khusus,
(4) Lepaskan pembimbing pengangkat kopling.
(5) Lepaskan baut—baut kopling, pelat pengangkat kopling dan pegas kopling.
(6) Longgarkan baut·baut dalam pola bersilang dalam 2-3 tahap.
(7) Pasang pemegang pemusat kopling dan lepaskan mur pengunci kopling.
(8) Lepaskan sebagai berikut:
    (a) cincin (waser),
    (b) bagian tengah kopling (pemusat kopling),
    (c) pelat kopling,
    (d) kanvas kapling, dan
    (e) pelat penekan.
(9) Lepaskan cincin splain, kopling luar (outer clutch), dan clutch outer guide (penghantar kopling luar).
(10) Lepaskan roda gigi penggerak primer dan pasak tembereng dari poros engkol.
(11) Jangan menghilangkan pasak tembereng.
 

Pemeriksaan
(1) Periksa bantalan pengangkat terhadap kerusakan.
(2) Putar cincin dalam bantalan dengan jari—jari,juga periksa bahwa cincin luar bantalan duduk dengan erat pada pelat pengangkat kapling
(3) Ganti bantalan apabila diperlukan.
(4) Ukur panjang bebas pegas kopling pengembalian,
(5) Pegas kopling harus diganti semuanya sebagai satu set jika satu atau lebih telah melampaui batas servis,
(6) Gantikan kanvas kopling apabila mereka menunjukkan tanda-tanda goresan atau perubahan wama.
(7) Kanvas dan pelat kopling harus diganti sebagai satu set jika salah satu telah melampaui batas servis.
(8) Periksa terhadap kebengkokan pelat dengan menggunakan bidang pengukuran kedataran dan sebuah lidah pengukur.
(9) Periksa potongan-potongan pada bagian luar kopling (clutch outer) terhadap lekukan atau kerusakan-kerusakan kecil yang disebabkan oleh kanvas kopling.
(10) Ukur bagian luar kopling.
(11) Ukur penghantar bagian Iuar kopling.
(12) Ukur poros utama pada penghantar bagian luar kopling.
(13) Periksa bagian bawah kopling (clutch center) terhadap lekukan-lekukan atau kerusakan-kerusakan kecil yang disebabkan oleh pelat kopling.


Pemasangan
(1) Pasang pasak tembereng (spie) pada pores engkol.
(2) Pasang roda gigi penggerak primer dengan menepatkan alur pada roda gigi dengan pasak.
(3) Olesi gigi-gigi roda gigi primer dengan oli.
(4) Pasang penghantar kopling iuar, kopling dalam, dan cincin splain.
(5) Pasang pelat penekan, kanvas kopling, pelat kopling, kopling tengah, pegas pengantar, dan dudukan pegas.
(6) Susun kanvas dan pelat silih bergantian.
(7) Lapisi kanvas kopling baru dengan minyak mesin baru.
(8) Pasang kanvas, pegas judder, dan dudukan pegas.
(9) Kanvas kopling yang dipasang bersandar pada judder spring mempunyai diameter yang lebih besar dari kanvas-kanvas lainnya.
(10) Pasang lidah tonjolan dari kanvas pada alur-alur dari kopling luar.
(11) Pasang cincin pengunci dengan tanda outside menghadap keluar.
(12) Olesi ulir mur pengunci kopling tengah dengan cli.
(13) Pasang mur pengunci dengan sisi yang mempunyai siku yang diberi lengkungan menghadap ke sebelah dalam.
(14) Tahan kopling tengah dengan pemegang kopling tangah, kencangkan mur pengunci sesuai torsi pengencangan yang ditentukan
(15) Mur pengunci kopling tengah harus dipenitik (drip) untuk menguncinya.
(16) Pasang pegas—pegas kopling dan pelat pengangkat dan kencangkan baut—baut dalam pola bersilang dalam 2-3 Iangkah.
(17) Pasang penghantar pengangkat kopling.
(18) Pasang rotor saringan oli.
(19) Pasang cincin pengunci dan mur pengunci.
(20) Pasang cincin pengunci dalam tulisan outside menghadap keluar.
(21) Pasang mur pengunci dengan sisi yang mempunyai siku yang diberi lengkungan menghadap cincin pengunci.
(22) Bersihkan rotor saringan oli.
(23) Periksa apakah oli dapat mengalir dengan bebas melalui salurannya tanpa hambatan.
(24) Jika perlu lepaskan klip dan ganti part (suku cadang) yang rusak,

Sistem pelumasan mesin

Seluruh peralatan yang bergerak didalam suatu motor bakar selalu mengadakan pergesekan, untuk mengatasinya diperlukan minyak pelumas tidak diperhatikan pada suatu motor bakar, maka akan mengakibatkan :
a) bagian peralatan yang bergesekan akan cepat aus,
b) timbulnya panas yang berlebihan
c) tenaga mesin berkurang, dan
d) timbul karat


pelumasan yang teratur dan selalu memperhatikan mutu minyak pelumas dapat memperpanjang usia motor terhadap kerusakan karena terhindar dari :
a) keausan silinder
b) terbakarnya bantalan
c) pengotoran busi
d) kemacetan cincin torak
e) pelumpuran
f) deposit
g) pemborosan bahan bakar


karena itu fungsi pelumasan meliputi pekerjaan sebagai berikut:
a) melumas bagian-bagian yang bergerak untuk mengurangi keausan dan kerugian daya gesek.
b) meredam kejutan-kejutan antara bantalan dan bidang-bidang lumas lainnya sehingga mengurangi kebisingan suara motor dan memperpanjang usia mesin
c) menyumbat baik rongga-rongga yang terdapat diantara cincin-cincin torak dan dinding silinder
d) membantu mendinginkan mesin dengan menghanyutkan panas yagn timbul akibat gesekan
e) membantu membersihkan bidang-bidang lumas dengan jalan menghanyutkan abu atau pasir-pasir akibat gesekan.


bagian-bagian yang penting dari motor yang memerlukan pelumasan ialah:
a) dinding silinder dan torak
b) bantalan poros engkol dan batang penggerak
c) bantalan poros kam
d) mekanisme katup
e) pena poros
f) kipas angin
g) pompa
h) mekanisme pengapian


dalam pasaran minyak pelumas kekentalan sering diukur dengan angka SAE(society automotif engineer), misal SAE10 (ENCER SEKALI)
SAE20 (lebih kental). makin besar angka SAEnya maka minyak pelumas makin kental. minyak pelumas makin encer bila dipanaskan dan makin kental
bila di dinginkan, karena tiu makin rendah temperatur motor makin sukar di start.

Memeriksa Karburator

Karburator membuat butir-butir bensin mengapung dan bercampur dengan udara sebelum diberikan ke silinder, karenanya karburator mempunyai banyak
saluran bensin-udara dan bila saringan bensin atau penyaring udara rusak maka saluran-saluran ini akan tersumbat debu kotoran lainnya. Periksalah penyaring udara dan saringan bensin apakah tersumbat, bila kedua-duanya bersih,
periksalah nosel karbutator apakah tersumbat, karburator tersebut
harus dibersihkan sebagai berikut.


a. Tutuplah katup bensin dan lepaskan selang bensin, lepaskan penutup aliran keluar, ruang pcngapung dan buanglah bensin di dalémnya, dan hindari api yang ada.


b. Lepaskan klem di kedua sisi dari penyaring udara dan silinder, lepaskan kabel starter atau kabel cuk, dan lepaskan tutup atas karburator.


c, Lepaskan ruang apung, lepaskan secara hati-hati dan pcriksalah apakah tersumbat atau Iuka bergaris-garis kemudian semprotkan tiap-tiap nosel dengan udara kompresi.


d. Lepaskan katup jarum secara hati-hati dan periksalah apakah tersumbat atau aus. Bila jarum terasa aus dengan ujung jari anda maka jarum tersebut harus diganti dengan yang baru.


e. Bila mengecek tinggi permukaan apung, taruhlah karburator pada posisi terbalik.


f. Setelah membersihkan karburator pasanglah kembali dengan membalikkan prosedur waktu membongkar.


g. Pada karburator dengan pipa udara keluar, periksalah apakah pipa tersebut tersumbat atau retak.



Keterangan:
1. Sekerup penyetel kabel
2. Mur pengunci
3. Pegas klep throttel
4. Pegas plunyer
5. Dudukan pegas
6. Plunyer starter
7. Klip
8. Jarum penyemprot
9. Selang/saluran
10. Sekerup penyetop throttrel
I1. Sekerup utama
12. Gasket dudukan klep
13. Dudukun klep
14. Pelampung
15. Penyemprot utama
16. Nosel utama
17. Penjemput pilot (jet pilot)

Penyetelan
 
Penyetelan katup/klep agar lebih irit caranya :
Stela celah  klep agak renggang agar ketika klep overlap tidak banyak campuran bensin-udara yang ikut terbuang bersama gas bekas.
jangan terlalu renggang yang bisa mengakibatkan buka tutup klep tidak akurat dan bikin berisik, harus dalam batas toleransi buku panduan pabrik.


misalkan : beberapa jenis bebek stelan klep standar
in 0,05-0,07mm, dan out 0,08-0,10mm bila diukur memakai filter gauge.
lalu rubah stelan menjadi sama rata sekitar :
in 0,07mm, dan out 0,10mm bagi motor bebek
in 0,10mm(rapat), dan out 0,10mm(sliding) bagi motor skubek
in 0,10mm(rapat), dan out 0,15mm(sliding) bagi motor sport/torsi tinggi


untuk mengerjakan penyetelan ini sebaiknya dilakukan pada saat mesin dalam keadaan dingin, lalu bila motornya berisik dan mesin cepat panas, disarankan agar selalu gunakan oli sesuai spesifikasi, sebab efek mesin cepat panas dan berisik umumnya dipengaruhi pemilihan oli terlalu encer, juga karena menyetel klep dalam kondisi mesin masih panas.

supaya motor injeksi tidak mogok, selalu perhatikan kondisi aki apa masih bagus, mau ngedrop/memang sudah ngedrop atau sudah tidak bisa menyimpan strum lagi.

Aki sumber energi utama komponen injeksi, selain gunakan masing-masing indikator, komponen pengapian dan instrumen kelistrikan lain.
cara sederhana melacak aki masih bagus, lagi ngedrop/ mau soak bisa dilakukan lewat cara manual. misalkan aki benar-benar masih fit kondisinya. biasanya lampu
Indikator injeksi di panel spidometer akan terlihat terang. selain itu juga di motror injeksi akan sering terdengar suara nyaring putaran dinamo yang cepat didalam tangki
tanda pompa injeksi siap kerja. tapi kalau lampu indikator sudah mulai agak redup ditambah suara putaran dinamo pompa injeksi terdengar mengalun, itu artinya strum aki haurs di charge ulang.

Busi

Komponen atau bagian yang terlibat dalam sistem pengapian ialah busi, koil, distributor, platina, dan, kondensor.


Apabila terjadi gangguan pada sistem pengapian maka penyebabnya dicari pada bagian-bagian tersebut, jika busi tidak memberikan percikan api:
a) apakah tidak ada arus tegangan tinggi
b) apakah bagian dalam atau bagian luar penyekat busi basah atau kotor kena pelumas
c) apakah penyekatnya rusak
d) apakah penyekat luarnya basah kehujanan atau karena diletakkan pada tempat yang lembab
e) apakah penyekat kabel rusak
f) apakah pembagi arus toidak bekerja
g) apakah tutup pembagi rusak
h) apakah pegas rotor patah
i) apakah pembagi arus lembab


sebelum memasang businya, buanglah endapan karbonnya dan aturlah celah elektrodanya antara 0,6-0,9 mm. apabila businya kotor atau ada endapan-endapan karbon maka bersihkanlah dengan mempergunakan sikat kawat/alat pembersih busi



Jenis busi ini pada umumnya di rancang menurut keadaan panas dan temperatur di dalam ruang bakar mesin, secara garis besar busi dibagi dalam jenis busi dingin dan busi panas.


Busi dingin adalah busi yang menyerap serta membuang/melepaskan panas dengan cepat sekali, jenis ini biasanya digunakan untuk mesin yang temperatur dalam ruang bakarnya tinggi.

Busi panas adalah busi yang menyerap serta membuang/melepaskan panas dengan lambut, jenis ini hanya dipakai untuk mesin yang temperatur dalam ruang bakarnya rendah, diantara kedua jenis busi ini terdapat satu jenis lagi yaitu jenis busi sedang (medium type).

busi menunjukkan kondisi pengoperasian dari mesin dan oleh karena itu harus diperiksa sebagai berikut:
1) normal
bila bensin tanpa timbal yang dipakai, isolator memperlihatkan warna abu-abu atau keputih-putihan tetapi bila dipakai bensin yang diberi timbal, isolator memperlihatkan warna coklat muda.


2) kehitam-hitaman
isolator atau elektroda dilapisi karbon kering, kemungkinan sebabnya adalah range panas yang tidak tepat, campuran yang terlalu kaya, elemen saringan udara yang tersumbat, timing pengapian yang terlambat, periksalah elemen saringan udara, timing pengapian dan setelan karburator dan bila tidak terdapat apa-apa yang salah, gantilah busi dengan tipe yang satu tingkat lebih panas.


3) basah
bila isolator atau elektroda basah dengan bensin atau oli yang hitam kemungkinan sebabnya dalam hal mesin 4 langkah adalah terbakarnya oli yang bocor kedalam ruang bakar melalui dinding silinder atau cincin torak yang aus atau melalui pengarah katup yang aus atau campuran yang terlalu kaya, dalam hal mesin 2 langkah disebabkan oleh penyetelan pompa oli yang tidak tepat sehingga mengalirkan oli berlebihan atau disebabkan campuran yang terlalu kaya.


4) Kotor karena timbal
Bila isolator memperlihatkan wama kuning, coklat, hijau atau abu-abu Limbal, diagnosis kelihatannya sukar, perubahan warna ini disebabkan senyawa timbal yang dihasiikan pada langkah kerja, perbaikan efektif adalah penggantian busi dengan tipe satu tangga lebih panas tetapi ini bukan jawaban yang perlu untuk masalah tersebut, bila dipakai bensin tanpa timbal perubahan warna semacam ini tidak terjadi.


5) Terlalu panas '
Isolator terbakar menjadi putih dan mengkilap dimana elektroda cepat aus, kemungkinan penyebabnya adalah busi yang tidak tepat, timing penyalaan terlalu cepat, sistem péndingin yang rusak atau campuran yang terlalu miskin, perbaikannya adalah dianjurkan untuk mengganti busi dengan tipe busi yang satu tingkat lebih dingin atau periksalah timing dari penyalaan, karburator dan sistem pendingin.


6) Pre-ignition (sebelum penyalaan)
Elektroda meleleh, ini terjadi bila mesin menjadi panas dan suhu elektroda tengah melebihi suhu preignition, dalam beberapa kasus,kepala dari torak mcleleh, kcmungkinan sebab dan cara memperbaikinya adalah sama dengan yang didiskusikan pada masalah di atas.


7) Isolator yang retak
Isolator memperlihatkan keretakan dan perubahan warna sepertihalnya pada kasus terlalu panas atau kotor karena timbal,kemungkinan sebab dan cara memperbaikinya adalah sama dengan kasus terlalu panas di atas.Untuk menghilangkan karbon pada busi, lakukanlah langkah langkah sebagai berikut.
(a)Dengan memakai alat pembersih busi
Luruskanlah elektroda massa, bersihkanlah isolator sehingga putih dengan memutar busi, biasanya l0 sampai 20 detik waktu pembersihan adalah cukup, dan bila dibersihkan terlalu lama,elektroda-elektroda akan menjadi terlalu aus. Setelah dibersihkan, semburkanlah kompond pembersih dcngan udara kompresor sampai bersih benar dan periksalah apakah ada keretakan-keretakan.
Bersihkanlah elektroda-elektroda dan ulir dengan memakai sikat kawat, bila elektroda tengah telah aus, kikirlah agar ujungnya datar kembali, akhirnya tekuklah elekzroda massa dan setellah celah busi sesuai spesifkasi.
(b)Tidak memakai alat pembersih busi
Dengan menggunakan sebuah kawat halus hilangkanlah karbon dari dalam busi dan berhati-hatilah agar tidak merusak isolator. Bila isolator berminyak, bersihkanlah dcngan memakai sikat yang telah dicelup ke dalam bcnsin. Untuk membersihkan busi, janganlah mencoba membakarnya di atas api karena dapat terjadi kcbocoran pada busi.


Untuk memakai busi secara baik, maka lakukanlah langkah-langkah sebagai berikut :
a. Busi adalah bagian yang dikonsumsi dan 0leh karenanya harus di cek, dibersihkan atau diganti pada interval waktu yang dispesifikaskan dalam manual pemilik kendaraan. '
b. Bila mengganti sebuah busi harap selalu memilih merk dan tipe yang telah ditentukan pabrik sepeda motor tersebut, jika tidak dapat dipilih merk lain yang sesuai, dalam hal ini perhatikan hal berikut,
   l) Daerah panas (heat range) dalam memilih busi yang c0c0k,
      pemilihan daerah panas busi adalah faktor terpenting, sesuai
      daftar pemakaian pabrik busi, harus dipilih sebuah busi yang
      mempunyai daerah panas yang sama.
   2) Panjang bagian busi yang berulir. bagian ini bcrbeda tergantung
      dari tipe busi, bila terlalu pendek atau terlalu panjang, karbon
      menumpuk sehingga mengurangi daya kerja mesin, kecuali itu
      sebuah busi yang mcmpunyai bagian berulir yang lebih pendek
      .dapat mcnyebabkan penyalaan 'yang salah dan busi yang
      mempunyai bagian berulir lebih panjang dapat menyebabkan
      elektroda massa menjadi terlalu panas atau menabrak torak atau katup.

Perawatan umum mesin sepeda motor

a) bersihkan badan sepeda motor, buanglah kotoran dan debu yang melekat pada badan , dan mesinnya untuk mencegah/ menghindari agar supaya jangan masuk kedalam bagian mesin

b) apabila mempergunakan alat-alat yang khusus, hati-hatilah agar supaya alat-alat tersebut tidak merusak suku cadang mesinnya


c) gunakan alat-alat yang cocok untuk pekerjaan yang sesuai pula, sedapat mungkin janganlah digunakan kunci pas sebagai pengganti dari kunci ring.


d) gunakan selalu paking yang baru, ring bulat, pasak, penjepit, ring penutup, dan lain-lain pada waktu mengadakan perbaikan,


e) gunakan selalu suku cadang, oli, gemuk dari dealer kendaraan tersebut atau semacamnya yang apabila disarankan oleh pabriknya.


f) sewaktu mengadakan servis, hati-hatilah sehingga anda tidak akan mengalami kecelakaan atau terbakar karena menyentuh mesin, pipa pembuangan atau saringan


g) catat kondisi pada pembongkaran dan pemasangan kembali.


h) tempatkan semua suku cadang yang telah dilepaskan dengan rapi dan pisahkan menurut kumpulannya agar supaya tidak tercampur atau hilang.


i) cucilah mesin dan bagian-bagian perseneling dengan mempergunakan oli diterjen dan tiuplah sampai kering dengan udara kompresi.


j) pasanglah pada waktu mengadakan pemeriksaan bagian-bagian yang bergerak


k) hati-hatilah agar supaya cairan baterainya tidak mengenai pakaian anda atau mesinnya, apabila cairan baterai tersebut mengenai kulit atau pakaian anda cucilah dengan air, apabila cairan baterai tersebut mengenai mata anda, segera cucilah dengan air dan periksakan ke dokter. PRINSIP KERJA MESIN BENSIN


Agar menghasilkan tenaga gerak, pada mesin bensin dilakukan tahapan proses berikut : 
1) Pengisapan gas (campuran bensin dan udara) ke dalam silinder ketika piston bergerak turun
2) Kompresi di dalam ruang bakar ketika piston bergerak naik. Di akhir kompresi ini dilakukan penyalaan oleh busi, agar gas terbakar.
3) Kerja yaitu bergeraknya pinton ke bawah karena terdesak oleh gas hasil pembakaran yang bersuhu dan bertekanan tinggi.
4) Pembuangan, yaitu membuang gas sisa pembakaran ke luar silinder.


Proses pengisapan gas ke dalam silinder. mengkompresikan, membakarnya,  kerja, dan membuang gas bekas pembakaran ke luar silinder disebut satu siklus.
untuk melaksanakan satu siklus dapat dilakukan dua cara, yaitu:
- satu siklus dilakukan dalam empat langkah torak. Cara ini ada pada mesin bensin empat langkah (mesin 4 tak), dan
- satu siklus dilaksanakan dalam dua langkah torak. Cara ini ada pada motor bensin dua langkah (mesin 2 tak).


# Langkah isap
Pada langkah ini, torak bergerak dari TMA ke TMB, katup isap terbuka sehingga gas (campuran bensin dan udara) terisap masuk ke silinder.
Katup isap kemudian tertutup ketika torak mencapai TMB.


# Langkah kompresi
Pada langkah ini, torak bergerak dari TMB ke TMA, katup isap dan katup buang tertutup, sehingga gas termampatkan (terkompresikan).
Akibat kompresi ini, suhu dan tekanan gas naik, sehingga akan terbakar.
Sesaat sebelum terak mencapai TMA, busi memberi loncatan bunga api dan terjadilah pembakaran.


# Langkah kerja
Pada Iangkah ini, torak terdorong dari TMA ke TMB oleh kekuatan tekanan gas hasil pembakaran. Gerakan torak pada langkah ini disebut melakukan kerja, yang selanjutnya dijadikan sebagai tenaga gerak dari mesin.


# Lungkah buang
Pada langkah ini, torak bergerak dari TMB ke TMA, katup buang terbuka, sehingga gas sisa pembakaran terdorong keluar silinder melalui lubang katup buang dan saluran pembuangan. Setelah torak mencapai TMA,
dari sini akan dimulai lagi siklus berikutnya yang diawali dengan pengisapan gas baru.
Gerakan bolak-balik torak diubah oIeh poros engkol menjadi gerak putar. Dalam satu siklus yang terdiri atas 4 langkah torak (isap, komprcsi, usaha, dan buang), poros engkol telah melakukan 2 putaran penuh.


Ketika torak bergerak naik saluran pembilas A tertutup torak dan kompresi dimuIai.  Sementara itu saluran pemasukan C membuka dan gas (campuran udara dan bensin) masuk ke ruang engkol. Penyalaan dan pembakaran terjadi pada waktu torak mulai bergerak
turun, saluran  buang B membuka. Ketika saluran pembilas A membuka gas baru yang berada di ruang engkol terdesak memasuki silinder sambil mendesak gas bekas pembakaran keluar siilinder melalui saluran buang B


Torak (piston) berfungsi untuk memindahkan tenaga yang diperoleh dari hasil pembakaran ke poros engkol. Pada piston terdapat komponen-komponen pelengkapnya, yaitu :
* Batang penghubung (connecting rod untuk menghubungkan piston dengan poros engkol.
* Pena torak (piston pin), untuk mengikat piston dengan batang penghubung melalui lubang bushing


Cincin torak (ring piston), berfungsi membentuk perapat yang kedap terhadap kebocoran gas antara celah torak dan silinder,sekaligus mengatur pelumasan torak dan dinding silinder. Cincin torak terdiri atas cincin kompresi dan cincin pelumas.


 


Poros engkol (crank shaft), berfungsi mengubah gerak bolak-balik torak menjadi gerak putar yang selanjutnya digunakan untuk memutarkan roda. Poros engkol dilengkapi bantalan-bantaIan yang berfungsi menghindari gesekan-gesekan yang terjadi antara poros
engkol dengan bagian-bagian yang berputar lainnya. Bagian poros engkol yang menumpu torak disisipi bantalan luncur yang disebut metal jalan, sedangkan bagian poros engkol yang menopang pada blok mesin disisipi bantalan luncur yang disebut metal duduk.


Roda gila atau roda penerus, berfungsi menerima sebagian tenaga yang diperoleh dari langkah kerja dan memberikan tenaga kepada langkah-langkah lainnya. Di bagian luar roda gila dipasang roda gigi cincin (ring gear),
Roda gigi ini digunakan untuk berkaitan dengan roda gigi pinion pada motor starter pada saat mesin akan dihidupkan.


Jenis bahan bakar di indonesia terdiri dari beberapa jenis yaitu :
1) Premium
2) Pertamax
3) Pertamax plus
4) Solar


Dan yang sering digunakan pada umumnya adalah Bensin (premium)
sifat utama bensin (Premium) sebagai bahan bakar mesin penggerak sepeda motor haruslah mempunyai sifat-sifat berikut:
a) mempunyai nilai bahan bakar yang tinggi
b) mempunyai kesanggupan menguap pada suhu yang rendah.
c) uap bahan bakar haruz dapat dinyalakan dan terbakar segera dalam campuran dengan perbandingan yang cocok terhadap oksigen.
d) bahan bakar dan hasil-hasil pembakarannya tidak beracun atau membahayakan kesehatan.
e) harus dapat diangkut dan disimpan dengan mudah dan aman.



SISTEM SUSPENSI  

Sistem suspensi terletak di antara bodi atau rangka dan roda-roda
dan berfungsi menyerap kejutan-kejutan yang ditimbulkan oleh keadaan jalan, sehingga memberikan kenyamanan pengendara.
 
1. Komponen suspensi 


Pegas
Pegas berfungsi menyerap kejutan dari jalan dan getaran roda-roda
agar tidak diteruskan ke bodi secara langsung, juga untuk mencegah daya cengkeram ban terhadap permukaan jalan.
beberapa tipe pegas








Shock Absorber  
Dalam menyerap kejutan-kejutan, pegas harus bekerja sama
dengan Shock absorber . Tanpa shock absorber pegas
akan bergetar naik turun lébih lama. Shock absorber mampu meredam
getaran pegas Seketika dan membuangnya menjadi energi panas. 


Ball joint
Ball joint selain berfungsi sebagai sumbu putaran roda juga menerima beban vertikal maupun lateral. di dalam ball joint
terdapat gemuk untuk melumasi bagian yang bergesekan. Pada setiap
periode tertentu gemuk harus diganti


Stabilizer bar
Stabilizer bar (batang penyetabil) berfungsi mengurangi kemiringan mobil akibat gaya sentrifugal pada saat mobil membelok. Disamping itu, untuk menambah daya jejak ban. Pada suspensi depan,
stabllizer bar biasanya dipasang pada kedua lower arm melalui bantalan
karet dan linkage, Pada bagian tengah diikat ke rangka atau bodi
pada dua tempat melalui bushing.


Strut bar
Strut bar berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak bergerak 
mundur pada saat menerima kejutan dari permukaan jalan yang tidak
rata atau dorongan akibat terjadi pengereman.

 

lateral control rod
komponen ini dipasang di antara poros penyangga (axel) dan bodi mobil. Fungsinya untuk menahan axel selalu pada posisinya bila menerima beban samping.


Model-model suspensi
Menurut konstruksinya ada dua modal utama suspensi, yaitu 
suspensi poros kaku dan suspensi bebas


Suspensi poros kuku (suspensi rigid)
Semula semua suspensi mobil menggunakan model ini, bahkan
sekarang pun masih banyak digunakan pada kendaraan berat. Poros kaku
(yang tunggal) dihubungkan ke rangka atau bodi dengan pegas (pagas
daun atau pegas koil) dan shock absorber Jadi, tidak ada lengan-lengan
suspensi seperti pada suspensi independen


Suspensi bebas (suspensi independen)
Biasanya suspensi independen ini digunakan pada roda
mobil penumpang atau truk kecil. Tetapi sekarang suspensi bebas
banyak digunakan juga pada roda belakang mobil penumpang.
Pada suspensi independen roda-roda kiri dan kanan tidak dihubungkan secara langsung pada poros tunggal. Kedua roda bergerak secara bebas tanpa saling mempengaruhi.
Dengan demikian, gangguan terhadap sebuah roda ditanggulangi hanya roda itu saja.



No comments:

Post a Comment